Tembok Besar Trans Lapindo
Satgas TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) Reguler ke-119 Kodim 0408/Mukomuko, terdiri dari TNI Angkatan Darat (AD), TNI Angkatan Laut (AL) dan anggota Polri serta petugas teknis dan penyuluh-unit -Ist-
Sementara sasaran non fisik, sejumlah penyuluh dan unit pelayanan disiagakan dari kerjasama beberapa instansi untuk penyuluhan Bela Negara, Hukum, bahaya Narkoba, Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Pangan, Kamtibmas, cegah Stunting, pelayanan KB Kesehatan, Posyandu, Posbindu PTM serta pemutaran film perjuangan.
“Tim medis juga kita siagakan, untuk cek kesehatan berkala. Kemudian pengerjaan juga dibagi beberapa shift demi kelancaran pengerjaan sasaran fisik maupun non fisik”, jelas Dansatgas disela arahannya terhadap Satgas TMMD pagi itu.
Lanjutnya, sejumlah peralatan dan material juga sudah disiapkan regu teknis untuk sasaran fisik, yaitu 2 alat berat escavator, cangkul, garpu tanah, skop, semen, besi dan alat-alat pendukung lainnya serta dropping material koral pengerasan jalan.
Pertimbangan Pemilihan Sasaran
Tanjakan curam, lumpur mengedap disepanjang jalan menuju desa. Pasca musim penghujan, kondisi jalan licin, sulit dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat. Bahkan, hasil panen tandan buah sawit masyarakat terhambat untuk diangkut ke luar menuju pabrik yang jaraknya sangat jauh.
Kesulitan masyarakat itu dialami belasan tahun lamanya. Terlebih, untuk anak-anak sekolah yang ingin menempuh pendidikan tingkat SMP dan SMA bersusah payah melewati jalan tanah tersebut menuju sekolah yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari desa.
Melihat kodisi memprihatinkan dan berdasar aspirasi masyarakat Trans Lapindo, lantas Dansatgas Letkol Andri menerangkan alasan memilih sasaran TMMD di Desa Lubuk Talang (Trans Lapindo). Pertama, desa ini berada paling akhir di semua desa se-kecamatan Malin Deman berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi dan belum tersentuh pembangunan jalan yang layak, kondisi jalan ekstrem berbukit dan masih tanah.
Kedua, memudahkan masyarakat mengeluarkan hasil pertanian dan perkebunan, sehingga memperkecil biaya transportasi. “Sebab pasca musim penghujan, jalan licin, masyarakat yang mayoritas petani kelapa sawit sangat mengeluhan masalah ini, karena hasil panennya susah diangkut”, ungkapnya berdasar aspirasi masyarakat setempat.
Ketiga, meningkatkan hasil ekonomi masyarakat. “Dengan adanya sasaran fisik pengerasan/pengoralan jalan, tentu akan menggeliatkan perekonomian warga, hasil pertanian akan mudah diangkut, biaya transportasi terpangkas. Sisi lain, potensi ekonomi lainnya prospek bangkit, selain pertanian dan perkebunan, karena akses jalan sangat vital dan tentu bakal medongkrak berbagai sektor perekonomian lainnya serta memudahkan akses masyarakat menempuh pendidikan maupun kesehatan ke pusat Kota Bengkulu”, jelas Dansatgas memaparkan pertimbanganya.
Terjal
Hari berganti, Satgas TMMD berjibaku gotong royong bersama masyarakat memindahkan bongkahan-bongkahan batu besar disepanjang pinggir jalan untuk menguatkan titik-titik jalan yang berlumpur serta licin, sembari mengerahkan satu unit escavator untuk pemerataan badan jalan.
Pengerjaan siang itu, menitik beratkan di salah satu tanjakan curam, sejumlah siasat diterapkan untuk menaklukan terjalnya medan jalan.
Semak belukar disisi jalan pun tak lepas dari pembersihan, Satgas TMMD dan masyarakat giat menata kerapian jalan sesuai rencana yang telah disepakati dengan lebar 5 meter.
Keringat bercucuran, duri menghujam, rasa gatal tak lagi terasa, semak belukar bercampur pelepah sawit, ilalang, pakis dan rumput lainnya disepanjang pinggir jalan habis dibersihkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: