Khutbah Idul Fitri: Menebar Maaf dan Membangun Kebersamaan

Khutbah Idul Fitri: Menebar Maaf dan Membangun Kebersamaan

H. Henderi Kusmidi-Adam-radarbengkulu

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Tahukah kalian siapakah orang yang muflis (bangkrut) itu? Para sahabat menjawab, Orang yang muflis (bangkrut) di antara kami adalah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya harta. 

 

Rasulullah SAW bersabda: Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) melaksanakan salat, menjalankan puasa dan menunaikan zakat, namun ia juga datang (membawa dosa) dengan mencela si ini, menuduh si ini, memakan harta ini dan menumpahkan darah si ini serta memukul si ini.

Maka akan diberinya orang-orang tersebut dari kebaikan-kebaikannya. Dan jika kebaikannya telah habis sebelum ia menunaikan kewajibannya, diambillah keburukan dosa-dosa mereka, lalu dicampakkan padanya dan ia dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Muslim)

 

Kaum muslimin wal muslimat yang mulia. 

Nuansa hari raya seperti sekarang ini kita pasti membayangkan saat-saat begitu indahnya kebersamaan kita, berkumpul dan bercengkrama dengan sanak saudara, kita peluk cium tangan kedua orang tua kita dengan rasa haru, kita meminta maaf atas salah dan khilaf kita.

Namun semua itu hanyalah masa lalu dan tinggal kenangan saja karena mereka telah tiada dan lebih duluan dipanggil Allah SWT. Mereka hanya butuh kiriman doa tulus dari anak keturunan dan dzurriyat-dzurriyatnya.  

 

Baginda Rasulullah SAW memberikan tuntunan agar kita selalu berbakti kepada orang tua, menghormati mereka dan mengingat jerih payah serta menyambung dan menjaga silaturrahmi antar sesama saudara kandung, kita lahir dan besar dari rahim ibu yang sama dan bapak yang sama. 

Demikian tinggi derajat kedua orang tua kita sehingga berbuat baik terhadap orang tua adalah ibadah yang sangat di cintai Allah SWT. Suatu ketika sahabat Abdullah RA bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amal apakah yang dicintai Allah; beliau bersabda:

 

 عَن عبدِ الله قاَل سألتُ النَبي صلى الله عليه وسلم أيُّ العَملِ أَحَبُّ إِلىَ الله عَزَّ وَجَلَّ قَالَ الصَّلاةُ عَلىَ وَقْتِهاَ قَالَ ثُمَّ أَيّ قاَلَ بِرُّ الوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيّ الجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ 

 

Dari Abdulullah RA berkata, saya bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, Apakah amalan yang lebih dicintai Allah? Jawab beliau, Shalat dalam waktunya. Kemudian apa? Berbakti terhadap kedua orang tua. Kemudian apa? Berjuang di jalan Allah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu