Tiga Perkara Yang Menghancurkan

Tiga Perkara Yang Menghancurkan

Imron Rosadi-Adam-radarbengkulu

Allah SWT berfirman dalam  surat Al-baqarah ayat 34 yang artinya,” Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat,”  Sujudlah kamu semua kepada Adam” maka mereka pun sujud kecuali iblis ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir.”

 

Alasan kesombongan iblis menolak sujud kepada Adam. Dalam penciptaannya iblis terbuat dari unsur api, sementara Nabi Adam AS tercipta dari tanah. 

Menurut iblis, unsur api lebih mulia dari unsur tanah. Ia berkesimpulan, dirinya lebih mulia dari Adam. Bagaimana mungkin makhluk yang lebih mulia harus sujud hormat kepada makhluk yang lebih rendah ? Bukankah terbalik ? pikir iblis. 

 

Kesombongan iblis diabadikan dalam Al-quran surat Al-A’raf ayat 12 yang artinya,”Allah berfirman : “apa yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) disaat aku menyuruhmu ? Iblis menjawab: ''saya lebih baik dari padanya, engkau ciptakan saya dari api  sedangkan dia engkau ciptakan dari tanah.”

Kesombongan iblis yang mengklaim dirimya lebih mulia adalah klaim sepihak yang tidak bisa dibenarkan. Mengapa demikian ? karena kemuliannya adalah anugrah Allah. Jadi ketika makhluk sombong siapapun makhluknya, maka itu sudah kafir. Karena, mau mempersamakan dirinya dengan Tuhannya. 

 

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah SWT

Kedua, ambisi. Sifat ambisi adalah salah satu sifat yang bisa merusak jiwa jika tidak dikendalikan secara baik oleh keimanan dan ketakwaan. Jika ambisi ini diarahkan untuk hal-hal yang positif, maka buahnya pun akan positif. Akan tetapi setan sering sekali membisiki hati manusia, sehingga ambisi yang awalnya positif, maka ambisi tersebut disimpangkan.

 

Hasan bin Ali memberikan gambaran tentang ambisi, bahwa ambisi menjadi musuh jiwa yang karenanya Nabi Adam AS dikeluarkan dari surga. Nabi Adam AS berambisi menjadi kekal di surga, sehingga iblis membisikinya untuk memakan buah terlarang. 

Kisah rayuan iblis kepada Nabi Adam AS termaktub dalam Al-Qur'an surat Thaha ayat 120 dan 121 yang artinya adalah :,”maka, setan membisikan (pikiran jahat) kepadanya ia berkata,”wahai Adam, maukah aku tunjukan kepadamu pohon khuldi (keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa ?,” lalu, mereka mereka berdua memakannya, sehingga tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada) di surga.

 

Adam telah melanggar (perintah) Tuhannya dan khilaflah dia,” Hukuman Allah SWT pun ditimpakan kepada Nabi Adam AS, yakni berupa dikeluarkan dari surga untuk menanggung hidup berat di dunia dengan segala persoalannya, karena ia sangat berambisi untuk hidup kekal di dalam surga, dengan cara memakan buah larangan yang telah ditetapkan Allah SWT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu