Ini Dia Penyebab Kehancuran Umat Manusia

Ini Dia Penyebab Kehancuran Umat Manusia

M Sururi MHI-Adam-radarbengkulu

Allah SWT tidak suka kepada orang-orang yang melakukan kerusakan dalam segala bentuknya. Ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Qashas ayat 77 yang artinya:

"Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."

 

Umat yang peduli dengan keadaan sekitar, berusaha menegakkan aturan sebagaimana mestinya. Tidak acuh saat ada maksiat. Seperti peredaran minuman keras, narkoba, perjudian, perzinaan, dan sebagainya. Mereka lah kaum yang akan diselamatkan oleh Allah SWT.

Sebaliknya, umat yang masa bodoh dengan kemungkaran, baginya yang terpenting beribadah dengan baik, melaksanakan salat setiap hari, waktunya puasa mereka berpuasa, waktunya mengaji mereka mengaji. Tetapi ada maksiat ada kerusakan di lingkungannya, dia tidak mau ambil pusing, tidak memiliki kepedulian sedikit pun meski mengingkari dengan hati. 

 

Perbuatan ini menjadi sebab mendapatkan azab dan siksa yang pedih, baik di dunia maupun akhirat. 

Itu sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 165 yang artinya :

"Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.".

 

Kaum muslimin hafizhakumullah,

Kedua, sebab kehancuran umat ialah tenggelam dalam kehidupan dunia. Dunia bukan sesuatu yang haram untuk kita miliki. Kita boleh menikmati dunia sebagai ladang beramal saleh. Kita boleh menikmati dunia sesuai kebutuhan. Dunia yang kita kendalikan bukan dunia yang mengendalikan kita.  

Kalau kita dikendalikan dunia, kita akan menyimpang dari tuntunan ajaran agama lantaran tenggelam di dalamnya. Dikatakan tenggelam dalam kenikmatan dunia ketika kita menjadikan dunia sebagai segala-galanya yang seakan-akan kita hidup selama-lamanya, sehingga kita akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Tidak peduli apakah jalan yang ditempuh halal atau haram. 

 

Ingatlah bahwa kenikmatan akhirat jauh lebih besar dari yang kita rasakan di dunia. Dunia hanya sementara, akhirat selamanya. Karena itu, Rasulullah  SAW memberikan perumpamaan dunia dengan akhirat dengan setetes air yang keluar dari jari dibanding dengan air di lautan dalam riwayat Muslim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu