Ini Dia Penyebab Kehancuran Umat Manusia

Ini Dia Penyebab Kehancuran Umat Manusia

M Sururi MHI-Adam-radarbengkulu

"Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut. Lihatlah yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut ? "

 

Jemaah salat Jumat yang dimuliakan Allah SWT,

Penyebab ketiga suatu umat bisa hancur dan binasa karena perbuatan dosa. Dosa ialah penilaian buruk yang diberikan oleh Allah SWT atas suatu perbuatan. Syirik, durhaka kepada orangtua, menyia-nyiakan anak, menghilangkan nyawa sesama, berbuat curang, dusta, menenggak minuman keras, berjudi, dan perbuatan buruk lain menjadi noktah hitam dalam catatan amal perbuatan seseorang. 

Tindakan-tindakan culas nan hina seperti diatas menjadi faktor kebinasaan suatu umat dan sebab turunnya azab yang penuh dengan penderitaan di akhirat kelak. Kita bisa belajar dari keadaan umat masa lampau yang disiksa oleh Allah dengan berbagai model siksaan. 

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-'Ankabut ayat 40 yang artinya: 

"Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab karena dosa-dosanya. Diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri".

 

Nabi Adam AS dan Iblis memiliki perbedaan keadaan yang sangat jauh karena perbedaan keduanya dalam memandang perbuatan dosa. Nabi Adam diangkat derajatnya, diberi kemuliaan dan limpahan rahmat. Sedangkan Iblis hidup terhina selama-lamanya. 

Muhammad al-Maruzi berkata, "Sesungguhnya iblis itu celaka karena lima hal. Yaitu dia tidak mengakui dosanya, dia tidak menyesalinya, dia tidak mencaci dirinya karena berdosa, dia tidak cepat bertobat kepada Allah, dan dia putus asa atas rahmat Allah."

 

"Sebaliknya, Nabi Adam AS menjadi bahagia karena lima hal yaitu dia mengakui dosanya, menyesalinya, mencaci dirinya karena dosa, lekas bertobat kepada Allah, dan dia tidak berputus asa atas rahmat Allah. Padahal keduanya sama-sama bermaksiat (melakukan dosa) kepada Allah."

Maka dari itu, kita bisa ubah pola perilaku dari perbuatan dosa kepada langkah-langkah kebaikan agar kita selamat dari kehancuran dan kesengsaraan. Bersama-sama kita bergerak melestarikan nilai-nilai kebaikan seperti apa yang dikehendaki oleh Allah SWT dan Rasul-Nya SAW. Inilah kunci keselamatan dan kebahagiaan. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu