Kondisi Perekonomian Provinsi Bengkulu Terkini, Berkaitan Dengan Inflasi dan Deflasi di Bengkulu Terbaru
Kondisi Perekonomian Provinsi Bengkulu mencatat kinerja positif hingga September 2024, terutama terkait inflasi yang berhasil dikendalikan dengan baik-Ist-
Khairil menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan sektor swasta untuk menjaga kestabilan ekonomi di Bengkulu, terutama saat menghadapi potensi kenaikan harga di penghujung tahun.
BACA JUGA:Workshop Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif di Bengkulu Menuju Kemajuan dan Keberlanjutan
BACA JUGA:Minat Umrah Masyarakat Bengkulu Terus Meningkat, Ini Bukti Ekonomi Masih Stabil?
- Indikator Ekonomi Lainnya Mengalami Peningkatan di Bengkulu
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, menambahkan bahwa selain inflasi yang terkendali, beberapa indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan tren positif.
Di antaranya, Nilai Tukar Petani (NTP), nilai ekspor, dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang yang mengalami pergerakan yang stabil.
Pada September 2024, NTP Provinsi Bengkulu tercatat mencapai 190,15, mengalami kenaikan 2,68 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 2,39 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) justru mengalami penurunan sebesar 0,28 persen.
Dengan kata lain, petani di Bengkulu memperoleh keuntungan lebih besar dari hasil produksi mereka dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan.
Tak hanya itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga menunjukkan pertumbuhan. Pada September 2024, NTUP mencapai 188,58, naik 2,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa usaha rumah tangga pertanian di Bengkulu semakin produktif dan efisien, sehingga memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian lokal.
Di sektor perdagangan internasional, nilai ekspor Provinsi Bengkulu pada Agustus 2024 tercatat sebesar 14,05 juta dolar AS, meningkat 0,74 persen dibandingkan dengan bulan Juli 2024 yang mencapai 13,94 juta dolar AS.
Meski demikian, nilai ekspor ini mengalami penurunan sebesar 7,17 persen dibandingkan Agustus 2023 yang mencapai 15,13 juta dolar AS.
Penurunan ini menurut Win Rizal disebabkan oleh fluktuasi permintaan dari pasar luar negeri, terutama di sektor komoditas unggulan seperti kopi dan karet. Namun, ia optimistis dengan perbaikan kinerja ekspor pada bulan-bulan mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: