Kasus Stunting Ditargetkan Tidak Ada Kenaikan di Kabupaten Kaur Tahun 2025

Kasus Stunting Ditargetkan Tidak Ada Kenaikan  di  Kabupaten Kaur Tahun 2025

Kepala Bapperida Kabupaten Kaur Dr Ir. Hiftario Syaputra ST,M Si melaksanakan rembuk aksi percepatan penurunan stunting-Hendri-radarbengkulu

radarbengkuluonline.id, Kaur  - Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Kaur menargetkan kasus stunting di tahun 2025 tidak ada kenaikan. Ini terungkap dalam kegiatan rembuk aksi percepatan penurunan stunting, intervensi stunting dengan tuntas menuju generasi Kaur sehat dan cerdas di Aula Bapperida, Selasa 19 November 2024.

Rembuk aksi penurunan stunting dibuka langsung oleh Kepala Bapperida Kabupaten Kaur Dr.Ir.Hiftario Syaputra, ST,M Si dihadiri Forkopimda, dinas terkait dan Kepala OPD.

BACA JUGA:Kabupaten Kaur Gelar Kick Oof dan Konsultasi Publik dalam Penyusunan KLHS-RPJMD Tahun 2024-2029

BACA JUGA:Peringati Hari Kesehatan Nasional ke-60, Bupati Kaur Sampaikan Pesan Enam Pilar Transformasi Kesehatan

 

Pada kesempatan itu, Kepala Bapperida Kabupaten Kaur Dr.Ir.Hiftario Syaputra, ST,M.Si menyampaikan, Bapperida Kabupaten Kaur melaksanakan kegiatan rembuk percepatan penurunan stunting dalam rangka intervensi stunting dengan tuntas menuju generasi Kaur sehat dan cerdas.

Dalam penanggulangan stunting ada beberapa hal yang menjadi fokus kita, pemantau status gizi dan perkembangan anak, pengetahuan tentang kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan dan perhatian serius kepada ibu hamil dan bayi bawah dua tahun.

BACA JUGA: Berikut Susunan Alat Kelengkapan DPRD Kaur Setelah Rapat Paripurna Pengesahan

BACA JUGA:Ketua PPDI Kabupaten Kaur Ajak Semua Perangkat Desa Menjadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan

 


Kepala Bapperida Kabupaten Kaur Dr Ir. Hiftario Syaputra ST,M Si foto bersama peserta saat melaksanakan rembuk aksi percepatan penurunan stunting-Hendri-radarbengkulu

"Telah ditetapkan lima pilar strategi nasional percepatan penurunan stunting. Komitmen dan visi kepemimpinan, komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat, konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif, ketahanan pangan dan gizi dan sistem data, informasi, riset dan inovasi," ujarnya.

Dikatakan, berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia tahun 2023 secara nasional prevalensi stunting turun (0,196) dari 21,66 pada tahun 2022 menjadi 21,546 pada tahun 2023. Akan tetapi Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan sebesar 0,4 persen atau 20,2 persen pada tahun 2023 dari 19,8 persen tahun 2022.

BACA JUGA:Rawan Terpengaruh, Polres Kaur Sosialisasikan Bahaya Narkoba

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbengkulu