Awasi Harga Gas LPG 3 Kg di Provinsi Bengkulu

Ketidaksetaraan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg di tingkat pengecer dan pangkalan menjadi sorotan Pakar Ekonomi Universitas Dehasen (Unived) Bengkulu, Dr. Anzhori Tawakal, M.Si-poto ilustrasi-
“Setiap agen seharusnya mengantongi data masyarakat penerima dan pengecer. Data ini perlu dibuka secara transparan agar masyarakat tahu dimana mereka bisa mendapatkan LPG 3 Kg dengan harga yang sesuai. Hal ini juga akan meminimalisir praktik penjualan ke orang dari luar daerah,” jelasnya.
Anzhori menekankan, pengawasan terhadap peredaran dan distribusi LPG 3 Kg harus dilakukan secara intensif, baik oleh pemerintah maupun pihak Pertamina.
“Distribusi LPG 3 Kg tidak bisa dilepas begitu saja. Pengawasan yang ketat diperlukan untuk mencegah permainan harga di tingkat pengecer,” tegasnya.
Keluhan mengenai harga LPG 3 Kg yang melambung tinggi juga disampaikan oleh Neki Utami, salah seorang warga Kota Bengkulu. Ia mengaku terpaksa membeli LPG 3 Kg dari pengecer atau sub agen dengan harga mencapai Rp 26.000 per tabung, jauh di atas HET yang ditetapkan. “Saya sering kesulitan mendapatkan LPG 3 Kg di pangkalan resmi. Akhirnya, terpaksa beli di pengecer dengan harga yang lebih mahal.”
Anzhori menilai, ketidaksetaraan harga LPG 3 Kg ini tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga mencerminkan lemahnya pengawasan dalam distribusi barang bersubsidi. Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkrit, termasuk menindak tegas para pelaku yang menaikkan harga secara tidak wajar.
“Pemerintah harus memastikan bahwa subsidi yang diberikan benar-benar sampai ke tangan masyarakat yang membutuhkan.”
Selain itu, Anzhori juga menyarankan agar pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang tempat-tempat resmi penjualan LPG 3 Kg dengan harga sesuai HET. “Masyarakat perlu diedukasi agar tidak terjebak membeli LPG 3 Kg dengan harga yang tidak wajar.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: