Menjaga Kebiasaan Ibadah Ramadhan Setelah Ramadhan Tiada

HM. Nasron. HK-Adam-radarbengkulu
Pertama, senantiasa menyadari keberadaan Allah SWT yang mengetahui apa saja yang dilakukan oleh kita dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang luput dari pandangan dan kehendak Allah,termasuk yang terbersit dalam hati.
Kedua, Menyadari bahwa Allah memiliki para malaikat yang bertugas mencatat amal dan perbuatan kita. Ada dua malaikat yang membersamai kita dalam hidup yang bernama Malaikat Raqib dan Atid. Mereka akan mencatat amal baik dan buruk kita.
Ketika kita melakukan ibadah dan kebaikan, maka kita akan mendapatkan balasan pahala. Sebaliknya, jika kita berbuat jahat dan buruk maka kita akan mendapatkan balasan dan dosa di dunia maupun di akhirat.
Allah berfirman: yang artinya, “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.” (Surat Az-Zalzalah ayat 7).
Ketiga, Menyadari bahwa kehidupan di dunia ini memiliki batas. Yakni kematian yang merupakan sebuah keniscayaan. Ketika kematian sudah datang, maka tidak ada satupun yang sanggup untuk menolaknya.
Ketika Allah berkehendak mencabut nyawa makhluknya, maka itu adalah kepastian yang tak bisa ditolak. Allah telah menyebut hal ini dalam Al-Qur’an surat Al-A'raf ayat 34: yang artinya, “Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan.”
Keempat, yang terakhir adalah kita harus mengingat janji dan ancaman Allah SWT. Dengan mengingat janji Allah, kita akan termotivasi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah. Kemudian saat mengingat ancaman Allah, kita akan termotivasi untuk menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT.
Jamaah Jumat yang berbahagia
Itulah empat cara agar kita mampu mempertahankan semangat ibadah yang telah tumbuh baik selama Ramadhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: