Perjuangan Pedagang Bendera Jelang HUT RI: Semangat Juang di Tengah Tantangan Tetap Membara
Perjuangan Pedagang Bendera Jelang HUT RI: Semangat Juang di Tengah Tantangan Tetap Membara-M Sholihin-radarbengkulu
radarbengkuluonline.id - Salah seorang pedagang bendera yang berjualan di Jalan Pangeran Natadirja, Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Roban (50) terus berjuang mencari rezeki meski menghadapi berbagai tantangan.
Pria paruh baya ini telah menekuni usaha penjualan bendera sejak tahun lalu setiap menjelang 17 Agustus .
Berbagai jenis bendera tersedia di lapaknya. Mulai dari umbul-umbul, background, bandir, bendera kecil untuk kendaraan bermotor, hingga bendera berukuran standar lainnya.
BACA JUGA:Harga Pepaya Melonjak Tajam di Bengkulu, Pedagang Lokal Kesulitan dalam Persaingan
"Bendera bukan buatan sendiri. Ada bosnya yang kasih komisi. Jenisnya macam-macam. Ada umbul-umbul, background, bandir, bendera kecil untuk motor mobil, bendera biasa, banyak lah," ungkap Roban saat ditemui di lokasi jualannya.
Harga yang ditawarkan cukup bervariasi, dengan bendera background menjadi yang termahal berkisar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu. Sementara bendera kecil berukuran 90 cm dijual dengan harga Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu, tergantung daya tawar pembeli.
BACA JUGA:Unihaz Bengkulu Gelar Turnamen Futsal, 67 Tim Perebutkan Piala Rektor

pedagang bendera yang berjualan di Jalan Pangeran Natadirja, Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Roban (50) sedang menunggu pembeli-M Sholihin-radarbengkulu
"Kadang pembeli ngasih lebih. Kadang nawar juga. Yang penting dapat buat makan sehari," katanya dengan nada optimis.
Meski demikian, Roban mengakui bahwa pembeli masih relatif sepi. Karena, lokasi jualannya yang agak jauh dari pusat keramaian. Namun, dia tetap berharap situasi akan membaik seiring dengan momentum perayaan kemerdekaan.
BACA JUGA: Ini Kiat Pemuda Lebong yang Sukses Berbisnis Kuliner Pisang Kribo di Kota Bengkulu
"Harapannya harusnya banyak lah yang beli. Karena kan kota ini katanya udah ganti dari Bumi Rafflesia jadi Bumi Merah Putih dan harusnya lebih meriah lagi dari tahun kemarin," tuturnya penuh harap.
Perjalanan usahanya tidak selalu mulus. Roban pernah dilarang berjualan, namun dia tidak menyerah dalam mencari rezeki halal. Dengan komitmen menjaga kebersihan dan membayar uang keamanan sesuai ketentuan, dia tetap dapat melanjutkan usahanya.
BACA JUGA:Pendirian Koperasi Desa Merah Putih di Kota Bengkulu Tercepat ke 2 se-Indonesia
"Pernah dilarang jualan juga, tapi saya tidak menyerah demi mencari rezeki. Cuma disuruh jaga kebersihan sama bayar uang keamanan, saya nurut aja," jelasnya dengan sikap yang penuh pengertian.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
