Kakek 78 Tahun Isi Hari-Hari dengan Buat Alat Tangkap Ikan

Senin 16-09-2019,10:42 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

  RBO  >>>   BENGKULU  >>>  Safii (78), salah seorang yang tinggal di Panti Jompo Tresna Werda Kota Bengkulu tidak mau tinggal diam. Walaupun usianya sudah lanjut dan sudah saatnya untuk istirahat, namun dia masih berusaha dan bekerja di panti tersebut. Usaha yang ditekuni kakek yang berasal dari Maras, Kabupaten Seluma itu adalah membuat alat tangkap tradisional. Antara lain membuat bubu ikan, kambu dan keranjang ikan, sendok nasi dari tempurung kelapa, kinjagh. Bahan yang digunakan untuk membuatnya menggunakan bambu , rotan, dan tali nilon. ‘’Untuk membuatkan alat tangkap tradisional ini butuh waktu antara 1 -4 hari. Ini tergantung dengan kerumitannya,’’ ujar Safii yang mulai menetap di panti itu sejak tahun 2016. Harga bubu ukuran besar dia jual Rp 300.000, ukuran menengah Rp 80.000. Kambu dijual Rp 35.000 per buah, kinjagh Rp 50.000/buah, sendok nasi Rp 25.000. ''Kita jual murah saja. Saya cuma ambil upah untuk membuatnya.'' Dalam hal membuat barang yang sudah sangat jarang ditemukan di pasar saat ini, dia sudah ada yang mengantarkannya ke panti. Kadang sebulan sekali, kadang 2 minggu sekali. Peminat untuk kerajinan yang dia buat ini cukup banyak. Mereka datang langsung ke panti jompo. Jadi, dia tidak repot-repot lagi memasarkannya ‘’Kendalanya itu adalah ketika bahan sampai, barang kerajinan yang dia buat belum habis. Tetapi beruntungnya pihak panti membantu meminjamkan uang. Malah pihak panti yang menawarkan diri untuk membantu saya,’’ ujar bapak yang mengaku betah tinggal di panti yang terletak di Jalan Adam Malik Km 9 Kota Bengkulu, dekat Polda Bengkulu ini. Kepala Panti Sosial Trisna Werdha Bengkulu, Iksan S.Sos mengaku senang adanya kegiatan yang dilakukan Syafii ini. Dengan adanya kegiatan ini, mereka tidak suntuk. Ini berlaku untuk semua penghuni panti. ‘’Siapa yang punya kegiatan, malah kita dorong. Ini kan kegiatan positif,’’ ujar Iksan. Dikatakannya, di panti jompo ini penghuninya ada 87 orang. Mereka yang tinggal disini merupakan orang tua yang kedaan kurang mampu, usianya ini rata –rata berkisaran 50 tahunan ke atas. Lebih lanjut dikatakan, mereka dibimbing oleh pengurus yang bertugas berjumlah sekitar 23 orang dengan rincian 15 orang tenaga pegawai negeri dan 8 orang sebagai tenaga honorer . Kegiatan yang dilakukan antara lain membuat kerajinan tangan , senam lansia, pemeriksaan rutin kesehatan, kegiatan pengajian, membaca surat yasin melaksanakan salat lima waktu sehari semalam, membersihkan lingkungan . Penghuni panti ini berasal dari berbagai daerah di Provinsi Bengkulu. Yaitu, Kaur Bintuhan, Seluma, Kepahiang, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong , Benteng. (Mg-1)

Tags :
Kategori :

Terkait