BEGINI CARA SALAT IDUL FITRI DITENGAH PANDEMI COVID-19

Kamis 14-05-2020,00:01 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

Oleh Ust, H Junaidi Hamsyah, M.Ag

Pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19)memicu masalah baru salah satunya aspek ibadah. Sedemikan berbahaya dan cepatnya menular virus ini sehingga pemerintah melarang untuk berkumpul seperti halnya melaksanakan taraweh dimasjid dan mushalla. Termasuk daerah yang tinggi pandemi corona tidak lagi menggelar shalat jumat. Apalagi nanti pelaksanaan idul Fiti yang dihadiri ratusan bahkan ribuan orang. Sebab Virus Corona bukan saja menyebabkan terganggunya pernapasan lebih dari itu bisa mematikan bagi sesiapa yang dihinggapi virus ini.  Saat tulisan ini digarap. Data positif corona atau covid 19 secara nasional sejumlah 15.749 orang. data yang  meninggal 1.007 orang dan yang sehat 3.063 orang.

(https://tirto.id/update-corona-12-mei-positif-14749-sembuh-3063-meninggal-1007-frnt)

Dan untuk provinsi Bengkulu yang positif corona 40 orang, sembuh 1 orang dan meninggal 1 orang. Sejak melonjak dari 14 orang positif menjadi 23 orang kemenkes menetapkan Bengkulu menjadi zona transmisi artinya penularan positif Corona bukan dari daerah zona merah tetapi penularan secara lokal.

            Sebelum dan setelah penetapan zona transmisi di Bengkulu berdasarkan pengamatan penulis hanya libur sekolah, program work from home (WFH) dan taraweh di rumah  yang ditaati.  sementara stay at home untuk masing-masing keluarga dan individu masih belum berjalan hal ini dibuktikan dengan lalu lintas tetap ramai, kumpul-kumpul di beberapa titik tertentu masih ada dan suasana pasar nyaris tidak ada perubahan sama sekali. Terlebih pada hari Ahad. Pasar ramai luar biasa. Pernah kepala daerah membagikan masker di pasar-pasar dengan harapan agar pedagang dan pembeli menggunakan masker. Ternyata setelah dibagikan masker secara Cuma-Cuma masih tetap banyak yang tidak menggunakan masker, begitu juga saat berkendara dijalan-jalan protokol masih banyak yang tidak menggunakan masker.

            Bahaya virus ini tidak main-main. Bisa menyerang dan menular kepada siapapun. Dan sampai saat ini belum ada obat yang pasti. Bila ada yang sehat itu karena pandai menjaga imunitas tubuhnya dan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Andai kata takdir menjemput nyawa lewat covid 19 maka kepengurusan jenazah kita harus dengan protokol kesehatan. Tak bisa keluarga ikut menyolatkan apalagi mengurus jenazah hingga menguburkan.

            Upaya satu-satunya dalam memutuskan mata rantai corona adalah dengan stay at home, tidak keluar rumah, rajin cuci tangan pakai sabun, mengunakan masker dan bila keluar rumah sepulangnya pakaian yang dipakai berpergian tadi langsung dicuci dan yang bersangkutan sebaiknya langsung mandi. Lalu bagaimana pelaksanaan shalat Idul Fitri jika wabah corona masing berjangkit dan yang positif semakin bertambah? Apa kita tidak berdosa bila tidak melaksanakan shalat idul Fitri?

Bagaimana Shalat Idul Fitri?

Manusia sangat membutuhkan ibadah melebihi segala-galanya, bahkan sangat darurat membutuhkannya. Karena manusia secara tabi’at adalah lemah, fakir (butuh) kepada Allah. Sebagaimana halnya jasad membutuhkan makanan dan minuman, demikian pula hati dan ruh memerlukan makanan berupa ibadah dan menghadap kepada Allah. Bahkan kebutuhan ruh manusia kepada ibadah itu lebih besar daripada kebutuhan jasadnya kepada makanan dan minuman, karena sesungguhnya esensi dan subtansi hamba itu adalah hati dan ruhnya, keduanya tidak akan baik kecuali dengan menghadap (bertawajjuh) kepada Allah dengan beribadah. Maka jiwa tidak akan pernah merasakan kedamaian dan ketenteraman kecuali dengan dzikir dan beribadah kepada Allah. Sekalipun seseorang merasakan kelezatan atau kebahagiaan selain dari Allah, maka kelezatan dan kebahagiaan tersebut adalah semu, tidak akan lama, bahkan apa yang ia rasakan itu sama sekali tidak ada kelezatan dan kebahagiaannya. Dan dengan ibadah inilah kita mendapatkan ketenangan serta mengadu agar Allah segera mengangkat virus corona ini dari muka bumi.

Bila situasi pandemi corona tidak kunjung surut bahkan semakin menjadi-jadi. Terlebih setelah PSBB dilonggarkan dan per tanggal 7 Mei 2020 semua moda transportasi boleh beroperasi kembali dan larangan mudik tak sekencang saat awal diumumkan. Besar kemungkinan virus corona akan lebih leluasa menular kemana-mana. Situasi akan semakin berbahaya. Maka pemerintah, MUI dan kementrian Agama mungkin tidak akan merubah keputusan. Artinya tidak ada shalat idul Firi dilapangan. Kita shalat idul fitri di rumah masing-masing.

            Hukum salat Idul Fitri adalah sunnah muakkad maksudnya adalah salat sunnah yang dianjurkan Rasulullah untuk dilaksanakan. Hukum salat Idul Fitri ini sama halnya dengan hukum salat Idul Adha dan Salat Witir. Walaupun shalat Idul Fitri ini hukumnya sunnah muakkad tapi umat Islam begitu ramai melaksanakannya. Tumpah ruah dijalan dan hampir semua masjid-masjid yang ada tidak ada yang sanggup menampung jamaah shalat idul Fitri. Dan yang selama ini tidak pernah melaksanakan shalat lima waktu pun ramai melaksanakan shalat Idul Fitri. Hanya saja saat ini situasinya sangat menakutkan akibat virus corona yang tak terkendalikan penyebarannya. Solusinya adalah tetap shalat ied tetapi dilaksanakan di rumah.

            Tentang bolehnya pelaksanaan shalat shalat idul Fitri dilalksanakan di rumah masing-masing menurut UAS, berdasarkan penjelasan dalam ringkasan kitab Al Umm, kitab induk Imam Syafii, orang yang sholat Idul Fitri ini juga berlaku untuk hamba sahaya (budak) yang pada zaman dahulu tuannya tidak membolehkannya keluar. Kemudian, hal ini juga berlaku untuk perempuan yang tidak bisa keluar rumah karena takut tak ada muhrimnya.

Selain boleh sholat Idul Fitri sendirian, UAS juga menjelaskan jika sholat Idul Fitri nanti bisa dilakukan berjamaah di rumah dengan orang yang terbatas. "Di rumah itu ada bapak, ada anaknya, ada ponakannya, ada istrinya, keluarganya. Sesungguhnya sholat Idul Fitri, Idul Adha, sah dilaksanakan empat orang," kata UAS.

(https://republika.co.id/berita/q9s6ya430/uas-jelaskan-cara-sholat-idul-fitri-di-rumah-saat-pandemi)

Cara Shalat Ied Di Rumah

            Sebagaimana pendapat Ustad Abdul Samad diatas maka laksanakanlah shalat idul fitri di rumah masing-masing. Disamping melaksanakan sunnah Rasulullah, tentu berpahala dan mudah-mudahan ini adalah pengalaman pertama dan terakhir kita shalat idul fitri di rumah. Dalam arti jangan pernah ada lagi virus untuk kedepan. Amat sangat disayangkan bila kejadian sekali dalam seumur hidup kita ibadah ini kita tidak laksanakan atau kita lewatkan saja.

            Bagaimana tuntunan salat idul fitri di rumah? Shalat Idul Fitri sebebanarnya hampir sama dengan shalat Jumat. Hanya bedanya shalat Jumat khutbah dulu baru shalat sedangkan shalat idul fitri shalat dulu baru khutbah. Berikut ini tata cara shalat Idul Fitri bersama keluarga di rumah.

Tata cara salat Idul Fitri di rumah tidak berbeda dengan tata cara salat sunnah pada umumnya. Shalat Idul Fitri dikerjakan secara berjamaah di rumah, maka imam disunnahkan untuk mengeraskan bacaan salat. Berikut tata cara salat Idul Fitri sendiri di rumah.

  • Niat (ushalli sunnatan li’idil Fitri roka’ataini mustaqbilal qiblati (imaman/makmuman) lillahi ta’ala
  • Takbiratul ihram
  • Membaca Doa Iftitah
  • Takbir sebanyak 7 kali, dimana setiap takbir membaca bacaan tasbih sebagai berikut.
  • "Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha ilallah wallahu akbar"

  • Setelah takbir yang ke tujuh, hal selanjutnya yakni membaca surat Al Fatihah.
  • Dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek.Surat pertama yang dianjurkan untuk dibaca yakni surat Al-’Ala. (bila tidak hafal boleh surat lainnya)
  • Rukuk dan tumakninah.
  • I’tidal dan tumakninah.
  • Sujud dan tumakninah.
  • Duduk di antara dua sujud dan tumakninah.
  • Sujud kedua.dan tumakninah.
  • Takbir sebanyak 5 kali dan kembali membaca "Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha ilallah wallahu akbar"

  • Membaca Al-Fatihah.
  • Membaca surat lainnya. Surat kedua yang dianjurkan untuk dibaca yakni surat Al-Ghasyiyah. (bila tidak hafal boleh surat pendek lainnya)
  • Rukuk dan tumakninah.
  • I’tidal dan tumakninah.
  • Sujud dan tumakninah.
  • Duduk di antara dua sujud dan tumakninah.
  • Sujud kedua.dan tumakninah.
  • Duduk tasyahud akhir dan tumakninah.
  • (https://www.merdeka.com/trending/tata-cara-sholat-idul-fitri-sendiri-di-rumah-lengkap-dengan-niat-dan-bacaannya-kln.html)

    Khutbah Idul Fitri

                Dapat dipahami kesulitan melaksanakan shalat idul fitri di rumah adalah karena tidak semua kita mampu berkhutbah. Tidak semua orang sanggup berceramah didepan orang lain walaupun Cuma didepan keluarga sendiri. Apalagi tidak pernah melakukannya dan ini terkait dengan urusan agama. Alih-alih bisa berdosa. Nah Bagaimana tata cara berkhutbah. Perlu dipahami bahwa khutbah tidak sama dengan kultum atau cerama-ceramah biasa. Ceramah biasa atau kultum tidak memerlukan rukun. Sedangkan khutbah. Baik khutbah Jumat maupun khutbah idul Fitri ada rukun-rukunnya. Bila tidak terpenuhi rukun khutbah tersebut maka khutbahnya batal atau tidak sah. Dan perlu juga diketahui syarat bisa melaksanakan shalat idul Fitri secara berjamaah dan dilanjutkan dengan khutbah minimal ada 4 (empat) orang salah satunya adalah laki-laki dewasa. Maka suami isteri dan dengan dua orang anak sudah bisa melakasanak shalat idul fitri dengan khutbahnya

                Rukun khutbah Idul Fitri sama dengan rukun Khutbah Jumat. Adapun rukun khutbah adalah membaca hamdalah yakni Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Membaca sholawat, allahumma solli ‘ala sayyidina Muhammad wa’ala ali sayyidina Muhammad, kemudian mengajak bertaqa dengan kalimat Yaa ayyuhalladzi na’amanu Ittaqullaha haqqa tuqo tihi wala tamu tunna illa wa antum muslimun atau pendek saja dengan kalimat Yaa ayyuhalladzi na’amanu Ittaqullaha haqqa tuqo tihi, setelah itu membaca ayat-ayat Al Quran. Ayat apapun kita baca boleh dan sah hukumnya. Misalnya membaca surat Al Ikhlas ( qulhu wallahu ahad sampai dengan selesai) atau surat pendek lainnya kemudian dilanjutkan dengan nasihat-nasihat singkat kemudian rukun yang terakhir adalah doa. Sebelum berdoa khatib boleh duduk sejenak lalu tegak kembali membaca khutbah kedua. Khutbah kedua sama seperti khutbah pertama diawali dengan Alhamdulillah, shalawat kepada Nabi, mengajak bertaqwa lalu tutup dengan doa. Dan dalam berdoa boleh disampaikan dalam bahasa Indonesia. Namun awali doa dengan pujian kepada Allah boleh surat Al Fatihah serta sholawat kepada baginda Rasulullah SAW.

                Bila ingin langsung berdoa, dapat kita laksanakan tanpa harus duduk diantara dua khutbah. Artinya khutbah hanya sekali. Setelah menguraikan nasihat-nasihat singkat boleh langsung ditutup dengan doa. Namun dalam berdoa tetap diawali dengan pujian kepada Allah serta sholawat kepada Nabi.

                Kesulitan dalam menyampaikan khutbah idul Fitri tidak harus dirisaukan karena dalam menyampaikan khutbah boleh dan sah menggunakan teks. Baik itu diketik atau tulisan tangan. Baik itu disusun sendiri atau meminta konsep khutbah ke kantor kementrian agama atau KUA terdekat. Sekiranya terlalu panjang uraian khutbah yang diminta kepada instansi atau hasil download kita boleh mengedit dan memperpendek uraian tersebut asal masih sesuai dengan lima rukun khutbah yyang telah ditetapkan. (***)

    Tags :
    Kategori :

    Terkait