Harimau Masuk Pemukiman Warga di Malin Deman

Rabu 12-01-2022,17:36 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

radarbengkuluonline.com, MUKOMUKO - Binatang buas, Harimau Sumatera sempat berkeliaran di area sekolah dasar dan pemukiman warga di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Lubuk Talang atau yang lebih dikenal Trans Lapindo, Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Mukomuko.

Peristiwa itu terjadi pada Senin malam (10/1) lalu. Hal ini dibenarkan Kades Lubuk Talang, Siswandi ketika dihubungi Rabu (12/1) siang. Hal itu diketahui, setelah pagi harinya warga menemukan jejak si kucing besar.

BACA DULU: Dr KH. Zulkarnain Dali : Pejabat yang Dilantik = Teman Kerja, Bukan Anak Buah Menurut Kades, itu bukan pertama kali harimau masuk pemukiman warga di Trans Lapindo. Sebulan yang lewat, ternak sapi warga sempat diterkam harimau. "Warga banyak menemukan jejak di tengah pemukiman. Termasuk di area sekolah. Peristiwa ini sudah dilaporkan ke pihak BKSDA. Termasuk juga kejadian sebulan lalu," ungkap Kades kepada radarbengkuluonline.com Rabu (12/1).

"Malam tadi (Selasa malam, 11/1) ada lagi laporan warga kalau harimau masuk pemukiman. Kami berharap ada tindak lanjut dari pihak berwenang. Jangan sampai ada korban jiwa dari warga kami dan juga masyarakat yang berkebun di wilayah desa kami," ujar Siswandi.

Terpisah, pihak BKSDA ketika dihubungi melalui Kepala Resor BKSDA Air Hitam Kabupaten Mukomuko, Abu Kamel mengatakan, tim gabungan BKSDA Air Hitam Kabupaten Mukomuko hari ini (kemarin) telah bergerak menuju Trans Lapindo, Kecamatan Malin Deman bersama dengan instansi terkait lainnya. Seperti BP TNKS. Tujuannya tidak lain untuk menindaklanjuti laporan warga soal harimau masuk ke pemukiman masyarakat.

"Tentu kami akan berkoordinasi dulu dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat. Bagaimana baiknya menangani binatang buas ini," katanya ketika dihubungi radarbengkuluonline.com secara terpisah tadi siang.

BACA JUGA: Rest Area di Kawasan Pantai Abrasi Segera Dibangun Rencana mereka, tim akan melakukan pengusiran harimau yang kerap berkeliaran di Trans Lapindo itu ke arah hutan yang jauh dari pemukiman. Pihaknya melakukan metode pengusiran karena diduga harimau yang berkeliaran di wilayah itu terdapat 4 ekor.

"Kami tidak memasang jerat untuk memindahkan harimau. Karena, diduga yang berkeliaran di sana (Trans Lapindo) ada 4 ekor harimau. Kalau memasang kerangkeng, keempatnya tidak dapat kita tangkap, justru potensi konflik harimau dengan warga menjadi tinggi. Makanya, metode penanganan yang bakal kita lakukan dengan pengusiran," beber Abu. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait