Inilah Riwayat Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu (24), Bendera Inggris Bertukar dengan Belanda

Senin 02-01-2023,23:38 WIB
Reporter : Azmaliar Zaros
Editor : Yar Azza

PENGANTAR REDAKSI:

Kota Bengkulu merupakan ibukota Provinsi Bengkulu. Kota yang memiliki nama kelurahan yang unik-unik itu juga memiliki riwayat tempo dulu. Apa itu? Yaitu, Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu. Bagaimana riwayatnya, silakan baca laporan khusus wartawan  RADARBENGKULUONLINE.COM    itu secara bersambung  ini sampai tuntas. 

Walaupun tulisan ini belum lengkap, setidaknya bisa jadi bahan masukan untuk semua pihak. Kalau pun ada kekurangan, ini bisa diperbaiki oleh tokoh masyarakat Bengkulu untuk menuju ke arah kesempurnaan.   (*)

 

Bendera Inggris Bertukar dengan Belanda 

AZMALIAR ZAROS -Kota Bengkulu

 

RADARBENGKULUONLINE.COM - Pada tahun 1825 , kala itu bertukar bendera Inggris dengan bendera Belanda.

Dalam tahun 1833, Tuanku Pangeran Lenggang Alam Raja dalam Kerajaan Bangkahulu meninggal dunia. Ketika itu banyak terjadi kerusuhan di dalam negeri Bangkahulu.

Kemudian, kerajaan tuanku Pangeran Lenggang Alam diwakilkan kepada anaknya yang tua yang bergelar Raja Ratu Negara.

Pada tahun 1835 ketika P.J.B de Peres jadi asisten Residen di Bangkahulu, maka Ratu Negara diangkat jadi kerajaan ganti bapaknya. Dia diberikan gelar oleh Governur Tuanku Pangeran Muhd Sjah  Regent Sungai Lemau beristana di Tanjung Segara. Yaitu nama tanah yang didirikan sekolah Mulo.

Tidak lama memerintah, Tuanku Pangeran Muhammad Sjah diberhentikan Datuk IV Psar Bangkahulu . Ditinggalkan satu saja tungguan Datuk Tjahja Negeri Penghulu Peranakan. Ia dikarunia Governur gaji Rp 15 (lima belas rupiah) sebulan. Tetapi tidak duduk lagi dimajelis hakim.

Pada tahun 1825-1826, B.C Verploegh yang mula-mula jadi residen di Bangkahulu ini, yaitu dalam kalangan pemerintahan dimasa zaman Belanda. Pada masa itu daerah Bangkahulu tiada besar artinya bagi pemerintah Beladan. 

Hanya pertanian lada kecil saja yang jadi jalan mendatangkan keuntungan pada pemerintah. Tetapi apa lacur, ketika komisi menerima penyerahan itu ternyata kebun-kebun lada kecil, pala dan cengkeh  disia-siakan begitu saja. Pohon itu tidak dirawat. Pohon itu hidup  apa adanya saja dan diabaikan oleh yang memeliharanya. 

Hasil sudah dipungut semuanya. Hasil yang disangka oleh pemerintah Beladan bisa menutup ongkos belanja yang dikeluarkan untuk Bangkahulu ternyata oleh kedua pembesar itu, pemerintah Belada tidak mendapat keuntungan , melainkan kerugian . Berlawanan dengan perkiraan semula. 

 

Residen Verploegh berusaha dengan sekuat tenaganya memerintahkan  pada anak negeri supaya menanam lada kecil dengan ongkos Gubernemen. Hasil tanaman itu, anak negeri  wajib menjualnya pada gubernemen dengan harga yang dikehendaki gubernemen.(bersambung)

 

Kategori :