''Tidak bisakah engkau merapikan pohon manggamu?''tegur Abunawas, keras. ''Lihat, banyak daun kering berjatuhan dan menyumbat talang rumahku. Kapan kau mau peduli dengan lingkungan sekitar?'' lanjutnya.
Didamprat begitu, Barokin tenang-tenang saja. Dia seolah-olah tidak peduli. Bahkan dia menjawab dengan logika yang tak masuk akal.
Baginda ikut menyelesaikan masalah-Ist-radarbengkulu.disway.id
''Lho, jangan salahkan aku,''kelit Barokin. ''Aku tidak pernah menyuruh pohon manggaku menjatuhkan daun kering ke atap rumahmu. Itu kemauannya sendiri. Aku sama sekali tak kuasa melarangnya.''
Jawaban tak masuk akal itu membuat Abunawas berang. Kalau dia tidak bisa mengendalikan emosi, Barokin pasti sudah dihajar habis-habisan.
BACA JUGA:Ini Dia Cara Mengetahui Telur Ayam yang Baik
Tapi, untunglah Abunawas masih berkepala dingin. Dia tidak mau mengedepankan otot. Dia lebih baik memilih mengalahkan Barokin dengan otak dan akal yang waras. Abunawas akhirnya mengalah dan membersihkan sendiri talang rumahnya yang tersumbat.
Hari berganti hari. Waktu pun berlalu. Musim mangga sudah mulai tiba. Banyak buah di pohon mangga milik Barokin yang bergelantungan di atas rumah Abunawas. Mendapati hal itu, Abunawas berharap buah-buah mangga itu bisa jatuh ke atap rumahnya.