Rencana cerai ini tak terjadi karena berhasil didamaikan oleh kepala kampung. Akhirnya ayah dan ibunya pindah rumah.
Barang-barang dipak atau dikemas dan Fatmawati beserta ibunya pindah ke rumah famili ayahnya yang berada di Peramuan, dekat Mesjid Jamik. Kemudian rumah itu tidak cocok dengan ibunya.
Kemudian mereka menyewa rumah gandeng. Di sebelah rumah itu tinggallah keluarga Indo Belanda. Di rumah baru ini Fatmawati senang sekali.
Sebab, dekat dengan sekolahnya. Setiap hari, dia mendengar suara azan dan sembahyang berjemaah di mesjid . Sesekali, dia melihat orang mengusung jenazah untuk disembahyangkan.
BACA JUGA:Keluarga SMKN 1 Kota Bengkulu Bahu Membahu Bekurban