Inilah Kisahnya Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (12) - Tidak Dapat Uang Jajan

Inilah Kisahnya  Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu  (12) - Tidak Dapat Uang Jajan

Mesin jahit untuk menjahit bendera merah putih ini merupakan salah satu benda yang dapat dilihat di Rumah Ibu Agung Fatmawati di Kelurahan Penurunan Kota Bengkulu-Azmaliar Zaros-radarbengkulu.disway.id

 

Tidak Dapat Uang Jajan

 

FATMAWATI lagi viral di Bengkulu. Namanya   dipampang di  Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Soekarno. Rumahnya yang di Penurunan akan dipindahkan ke lokasi BNI 46 di Jalan S.Parman oleh Gubernur Bengkulu.

Bahkan, di Simpang Lima Ratu Samban Kota Bengkulu sudah berdiri sebuah patung seorang wanita yang sedang menjahit bendera merah putih. 

Sungguh beruntung Bengkulu punya sosok wanita yang berjasa bagi bangsa dan negara ini. Siapakah dan bagaimanakah sepak terjang wanita Bengkulu itu? Silahkan baca  tulisan  wartawan radarbengkulu.disway.id bagian ke-12 berikut ini.

 

AZMALIAR ZAROS – Kota Bengkulu

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Meskipun sekolah dirantau orang, namun Fatmawati tetap semangat. Ia selalu manfaatkan waktu untuk belajar.

BACA JUGA: Inilah Kisahnya Fatmawati dan Bung Karno di Bengkulu (11) - Ikut Kongres Muhammadiyah di Kota Pekmpek

 

Suatu hari, saat akan berangkat ke sekolah, ia selalu mendapat uang jajan dari ibunya. Namun kali ini tidak. Saat dia minta uang jajan itu, ibunya nampak marah dan mengejarnya dengan sapu ijuk.

Lalu memukulnya. Ia sedih sekali. Dengan berlinang air mata, ia tetap berangkat ke sekolah tanpa uang jajan.

BACA JUGA:Warga Bengkulu Heboh Lihat 10 Pasang Warga Nikah Gratis, Ada Mas Kawinnya Lagi

 

Ia tidak tahu mengapa sampai dimarahi begitu. Mungkin karena saat itu dia tidak punya uang. Sebab, ibunya sering ditinggal ayahnya. Mungkin juga lagi kesal. Untuk melepaskan kesal itu, akhirnya dia jadi sasarannya.

Suatu malam ketika dia sedang tidur, terasa tempat tidurnya bergerak. Rupanya, ibunya sedang mencari nyamuk sambil memegang lampu semprong. Tanpa disangka semprongnya jatuh dibagian dada Fatmawati. Ia terkejut dan berteriak kesakitan.

BACA JUGA: Warga Sendawar Diamankan Polisi Usai Terima Paket COD

 

‘’Kena Ma! Kena Cik!Sakit?’’( Cik: kata timangan ibu untuk Fatmawati).

Keesokan harinya, bagian dadanya yang ditimpa semprong itu nampak membengkak dan melepuh. Ia merasa sakit sedikit akibat dari pembengkakan itu. Secara tidak sengaja ibunya tetah membuatkan tato di dadanya.

BACA JUGA:Tertawa Bisa Tingkatkan Derajat Kesehatan Hidup

 

Ia tak pernah  mempunyai tempat makan, kamar tamu, kantor, teras, kamar rekreasi dari masa kanak-kanak hingga remaja seperti kawan-kawannnya. Meskipun orangtua mereka hanya pegawai rendahan di kantor pemerintahan Belanda.

Paman dan istrinya sering mengajak Fatmawati menonton film. Bintang kesayangannya waktu itu adalah Shirley Temple. Jika ada film yang dibintangi Shirley Temple, biasanya tidak dilewatinya. Begitu pula film-film Mesir yang lain adalah kesenangannnya juga.

BACA JUGA:150 Beasiswa Baznas Diperebutkan 888 Peserta

 

Pamannnya tidak hanya suka mengajaknya menonton film. Tapi juga mentraktirnya makan di restoran, memberikan hadiah-hadiah untuk menggembirakan hatinya. Pamannnya itu sendiri suka film barat. (bersambung)

BACA JUGA: Pameran 1.000 Batang Lemang di Napal Jungur Dirapatkan Sekda Seluma

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id /inilah kisahnya fatmawati dan bung karno di bengkulu (12)