RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Saksi kunci yang masih hidup dalam perkelahian maut ditengah sawah di Desa Sebilo, Bengkulu Selatan mulai menjalani pemeriksaan karena kondisinya terus membaik setelah menjalani perawatan karena sempat kritis beberapa hari lalu.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kepastian kronologis kejadian dalam peristiwa perebutan lahan persawahan yang melibatkan empat orang,tiga diantaranya meninggal dunia. Satu orang selamat yakni Een Pernado yang kini menjadi satu satunya saksi kunci dalam perkara berdarah itu.
BACA JUGA:Janda Penghuni Warung Liku Sembilan Meninggal Ditimpa Pohon Tumbang, Keluarga Ikhlas
Sejauh ini Polres Bengkulu Selatan belum melakukan kesimpulan. Dan saat ini setidaknya ada 11 saksi yang sudah dilakukan pemeriksaan.
Menurut Kapolres Bengkulu Selatan, AKBP Florentus Situngkir,SIK yang didampingi oleh Kasat Reskrim AKP Susilo,SH.MH, saat ini pihaknya terus melakukan pendalaman terkait kasus ini. Tetapi dari kejadian tersebut pihaknya belum bisa menetapkan tersangka. Karena masih dalam proses serta mengumpulkan bukti - bukti yang lain.
BACA JUGA:Calon Kades Berbondong-bondong ke Balai Adat Seluma, Deklarasi Pilkades Damai
"Apalagi dari saksi yang kita periksa tidak ada yang menyaksikan secara langsung dari kejadian tersebut. Hanya Een Pernando yang saat ini selamat dalam duel maut tersebut. Belum lagi, dari keterangan Een masih berbelit - belit dan berubah - ubah," ujar Florentus di depan ruangan Sat Reskrim Jumat (25/08).
Pihaknya juga belum tahu secara pasti,apakah dari keterangan yang diberikan Een yang berubah - ubah tersebut lantaran kondisinya masih belum pulih seratus persen ataupun apakah Een masih tertekan mental atas kejadian yang terjadi itu. Untuk itu pihaknya akan kembali menjadwalkan untuk pemeriksaan ulang kepada Een.
BACA JUGA:Pejabat dan ASN Antusias Ikut Senam Kreasi Seluma ALAP
Kasat Reskrim Polres Bengkulu Selatan, Iptu Susilo, MH menambahkan, memang benar dari hasil pemeriksaan saksi kunci, Een Pernado mengakui dirinya sebagai korban atas kejadian beberapa waktu yang lalu.
Adapun yang disampaikan Een, bahwa saat kejadian dirinya hanya datang untuk melerai perkelahian yang menghilangkan nyawa orang lain tersebut melibatkan dan menimpa ayahnya, Kani Hartono (44) dengan korban dua bersaudara Dudi Sansuri (40) dan Jono (41) tersebut, justru dirinya mendapatkan serangan dari dua bersaudara tersebut.