Aku pun tau kau sedang menjauh dari karsa
Kau tau dunia yang menjadi neraka bagi para domba
Ia juga menari-nari diteras kering kerontang
Sungguh abadi dirumahku ditengah runtuhan batu
Ingin aku didsampingmu bermain tembok dan lantai yang dingin
Imaji aku jadikan pondasi untuk rumah yang sedang susah
Senyum aku jadikan atap yang tak mudah lenyap
Malam aku jadikan lantai yang senyap
Mentari aku jadikan lentera untuk mengantar ke kasur yang penuh rayap
Dimana teh hangat yang kau buat dengan nada indah?
Dari mana kau menemukan resep yang penuh resah?
Kapan kau menuang teh lagi?
Yang kau tambah kata manis, yang kau tambah aroma pahit
Aku menyukai itu semua disaat aku singgah dirumah tua yang sedang lara