"Aku ingin satu anak laki-laki, satu saja! Kalaupun lebih, syukur Alhamdulillah. Aku seorang pemimpin rakyat yang ingin memerdekakan bangsanya dari Belanda. Tapi rasanya aku tak sanggup jika kau tak menunggu dan mendampingi aku. Kau cahaya hidupku untuk meneruskan perjuangan yang maha hebat dan dahsyat,"
Itulah beberapa penggalan kata-kata yang diucapkan Sukarno kepada Fatmawati saat mengutarakan cintanya.
Kala itu Sukarno masih menjadi suami dari wanita asal Bandung Inggit Garnasih.
Jepang masuk menekan kekuasaan Belanda atas tanah Hindia Belanda. Belanda terjepit.
Kemudian, tahun 1942 Sukarno dilarikan dari Bengkulu ke Padang hingga ia kembali ke Jakarta pada tahun 1943.
Sukarno berpisah dengan Fatmawati. Tapi keinginan Sukarno memiliki putri Hasan Din yang Sorang tokoh Muhammadiyah itu tak pernah luntur.
Pada akhirnya, Inggit rela berpisah dengan Sukarno secara baik-baik.
Setelah itu, Bung Karno jadi seorang jomblo. Syarat mutlak Fatmawati yang tak ingin dimadu, sudah terpenuhi.
Pada bulan Juni 1943 Sukarno memutuskan segera menikahi Fatmawati.
Disisi lain ia juga sibuk dengan pergerakan perjuangan memerdekakan bangsa.