“Bahwa ada kemungkinan akan terjadi satu putaran, mungkin juga dua putaran karena sekarang elektabilitas di 43%, di tempat lain ada 46%, 47%," ungkap Hamdi
"Nah kita bertanya ke responden terlepas dari apa pun perolehan suara masing-masing paslon itu. Kalau anda secara pribadi ditanya anda lebih senang satu putaran apa dua putaran? ternyata 68,6% senang satu putaran, 31,4% senang dua putaran,” bebernya.
Hamdi menjelaskan, data survei juga memotret alasan dari mayoritas masyarakat yang ingin Pilpres 2024 berjalan sekali putaran. Yakni, menghemat biaya sebesar 29,1%, menghemat waktu sebesar 23,5%, mencegah eskalasi konflik 10,3% dan mengurangi durasi ketidakpastian politik 8,9%.
“Terdapat beberapa alasan terkait pilihan-pilihan tersebut, namun jika digabung alasan untuk satu putaran dinilai dapat menghemat biaya dan menghemat waktu sebesar 52,6%,” jelasnya.
Meski demikian, lanjut Hamdi, ada sebagian masyarakat juga yang kurang menghendaki pilpres berjalan sekali putaran, meski jumlahnya tidak signifikan.
Tetapi, ia coba paparkan beberapa alasannya. Yakni, mengurangi potensi kecurangan 25,8%, mengurangi kemungkinan mobilisasi dukungan 9,2%, menjamin azas demokrasi 4,1% dan memaksimalkan anggaran yang sudah disiapkan untuk dua putaran 2,9%.
“Kita tanya lagi yang berikutnya yang dua putaran, kalau anda senang dua putaran itu apa alasannya paling sering keluar paling pertama 25,8% bahwa itu mengurangi potensi kecurangan, mengurangi kemungkinan mobilisasi dukungan, menjamin azas demokrasi,” paparnya.
Lebih jauh Hamdi mengatakan, jika pilpres sekali putaran menurut responden yang akan keluar sebagai pemenang adalah pasangan Prabowo-Gibran sebesar 51,3%, Anies-Muhaimin 25,3% dan Ganjar-Mahfud 23,4%.