RADAR BENGKULU - Setiap awal tahun, sistem pembayaran di Provinsi Bengkulu selalu menunjukkan tren yang beragam pada perkembangan sistem pembayaran tunai maupun nontunai.
Apalagi saat ini QRIS terus tumbuh sebesar 76,43% (yoy).
Pada sisi pembayaran tunai di Provinsi Bengkulu, melanjutkan tren setiap awal tahun, posisi netflow uang pada Februari 2024 secara umum cenderung bersifat outflow dengan tren kenaikan angka outflow pada momentum pemilu dan menjelang Ramadan yang relatif tinggi.
Arus keluar uang relatif meningkat secara signifikan pada periode pelaporan yang akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan uang oleh perbankan ke Bank Indonesia.
Selain itu, hal ini didorong oleh adanya Bye Laws Transaksi Uang Kartal Antar Bank (TUKAB) untuk pemenuhan tersebut.
Pada momentum pemilu 2024 dan menjelang Ramadan 1445Hijriah tercatat mengalami net outflow yang artinya uang yang keluar dari Bank Indonesia lebih banyak dibandingkan uang yang disetor oleh perbankan dan masyarakat.
Hal ini menunjukkan meningkatnya konsumsi masyarakat pada periode pelaporan.
Posisi outflow pada bulan Februari 2024 adalah sebesar Rp 743,37 miliar dan inflow sebesar Rp 694,75 miliar.
Sehingga posisi netflow pada Februari 2024 adalah outflow sebesar Rp 48,62 miliar.
"Kami melihat peningkatan signifikan pada outflow pada periode ini yang dipengaruhi oleh kebutuhan tinggi masyarakat akan uang tunai untuk transaksi harian mereka, terutama selama periode pemilu dan menjelang Ramadan," jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Darjana saat ditemui RADAR BENGKULU di Ruang Rapat KPwBI, pada Selasa, 30 April 2024.
Sedangkan dari sisi perkembangan sistem pembayaran non-tunai pada Provinsi Bengkulu tercatat terus mengalami peningkatan pada penggunaan QRIS.
Jumlah pengguna QRIS setiap bulannya terus mengalami peningkatan.
Pada awal tahun 2024 Bank Indonesia mencatat sudah terdapat 224.930 lebih pengguna atau tumbuh sebesar 76,43% year on year (yoy).