Setiap manusia pasti akan diuji dan seseorang harus sabar dalam menghadapi ujian tersebut. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan kami pasti akan menguji kamu dengan 1). Sedikit ketakutan, 2). kelaparan, 3). Kekurangan harta, 4). Hilangnya nyawa dan 5). Kekurangan buah –buahan dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)
Siapakah orang yang sabar itu, yaitu orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata; Innaa lillaahi wa innaa ilaihii rajiiuun, sebagai ganjarannya adalah mendapatkan sholawat atau ampunan dan rahmat tuhannya dan merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk (hidayah) dari Allah. Dan yang terpenting adalah Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar, maka jadikan sabar dan shalat sebagai penolong utamamu.
2). Syukur dalam pemberian
Allah SWT menganugrahkan kenikmatan yang harus kita syukuri. Sebagaimana firmanNya yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika tuhanmu memaklumkan sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya aku akan menambah (nikmat) kapadamu, tetapi jika kamu mengingkari (Nikmatku), maka pasti azabku sangat berat.” (Q.S. Ibrahim:7)
Dalam surah Al-Baqarah ayat 152 Allah juga menjelaskan yang artinya: “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada- Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
Menurut Ali bin Abitholib, orang yang bertaqwa itu salah satu cirinya adalah adalah Assyukru ‘alaljazil, arridho bilqalil. Yaitu, ketika mendapatkan nikmat yang banyak, ia senantiasa bersyukur dan ketika mendapatkan nikmat yang sedikit atau tidak sesuai dengan ekspektasinya, maka ia ridho atau ikhlas dengan ketetapan Allah tersebut.
Karena, ia meyakini bahwa itu adah ketetapan yang terbaik dari Allah untuknya. Maka, sebagai muslim yang baik kita jangan sampai tertipu dan terlena dengan kehidupan dunia. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : ”Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu sungguh lebih baik orang -orang yang bertakwa tidakkah kamu mengerti.” (Q.S. Al-An’am : 32)
Ibnul Qayyim pernah berkata, “Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin.
Selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah dengan hikmah-Nya berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti dengan rahmat-Nya membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.”
Ingatlah, rezeki selain sudah diatur, juga sudah dibagi dengan adil oleh Allah SWT, sebagaimana berfirman-Nya : “Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 553)