"Salah satunya itu belum optimalnya ekosistem ekonomi kreatif yang berdaya saing global, masih kurang memadainya infrastruktur dan konseptik bagi pelaku ekonomi kreatif, masih kurangnya sosialisasi pada pelaku subsektor ekraf mengenai regulasi dan masih banyak lagi," ujar Heny.
Heny juga menambahkan untuk itu pemerintah melalui Dinas Pariwisata untuk dapat memfasilitasi dan memberdayakan komunitas dari 17 subsektor Ekonomi Kreatif agar bisa lebih maju.
Lalu, Heny juga berharap kedepannya dari anggota DPRD Provinsi Bengkulu dan CSR yang ada di Bengkulu untuk dapat ikut berkontribusi memajukan ekonomi kreatif di Provinsi Bengkulu, supaya Bengkulu dapat lebih maju lagi.
Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Hj. Sefty Yuslinah, S.Sos., MAP juga menyampaikan bahwa ia memang selalu fokus kepada pelaku ekonomi seperti ekonomi kreatif ini.
"Saya berharap kedepannya kegiatan ini tetap dilanjutkan di dispar, seperti bagaimana kita menjual, bagaimana para turis nasional maupun mancanegara itu supaya tertarik dengan Bengkulu dan datang ke Bengkulu," kata Sefty.
Sefty juga menambahkan harapannya untuk akses transportasi supaya bisa lebih terjangkau, supaya dapat mendorong kunjungan wisatawan ke Bengkulu, sehingga dapat berdampak positif terhadap perekonomian daerah.
"Saya berharap PT. Dirgantara bisa mempertimbangkan untuk menurunkan harga tiket pesawat kembali ke kisaran Rp500.000 hingga Rp700.000. Dengan demikian, kita yakin wisatawan akan lebih banyak yang datang ke Bengkulu," tutur Sefty.
Lalu, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Asesmen Ekonomi dan Pengembangan UMKM, Fajar Setiawan menyampaikan bahwa Bank Indonesia sendiri lebih mengembangkan eksisting.
"Kita kolaborasi kan itu supaya bisa menambah UMKM kita, lalu fokus bank Indonesia sendiri juga sesuai dari arahan pusat juga dan tidak menutup memungkinkan untuk kolaborasi dengan pelaku ekonomi kreatif yang lainnya, seperti audio,kain-kain lokal akan kita promosikan dengan produk maupun kombinasi-kombinasi baru," jelas Fajar.
Fajar juga menambahkan untuk kolaborasi dengan pelaku ekonomi kreatif itu sendiri ada program sosial Bank Indonesia, yang nantinya akan dilihat terlebih dahulu, seperti kebutuhannya apa dan sesuai prioritas dari Bank Indonesia.
"Kalau untuk ploting anggarannya itu tetap setiap tahunnya kita anggarkan tapi bisa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan," tutup Fajar.
BACA JUGA:Provinsi Bengkulu Keruk Sungai Untuk Proyek Pembangunan Kolam Retensi Pengendali Banjir