Indeks glikemik dapat menjadi alat yang berguna jika Anda mencoba menentukan makanan apa yang dapat meningkatkan lonjakan gula darah.
Memilih makanan dengan indeks glikemik yang lebih rendah lebih sering daripada makanan glikemik yang lebih tinggi dapat membantu meningkatkan dan menstabilkan kadar gula darah.
Quinoa juga sangat serbaguna, kata Jess DeGore, RD, CDCES, pemilik Dietitian Jess Nutrition.
Quinoa dapat menjadi bagian dari sarapan, makan siang, atau makan malam sebagai pengganti biji-bijian lain seperti gandum, nasi, dan lainnya.
3. Buah beri
Buah beri dikenal luas karena manfaatnya yang potensial dalam mengelola resistensi insulin.
Penelitian telah menunjukkan bahwa buah beri, seperti blueberry, stroberi, dan rasberi, kaya akan polifenol, yang dikaitkan dengan peningkatan sensitivitas insulin.
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 150 gram (1 cangkir) blueberry setiap hari selama enam minggu dikaitkan dengan peningkatan sensitivitas insulin hingga 28% di antara orang-orang yang resistan terhadap insulin dan memiliki berat badan yang dianggap obesitas.
Buah beri mengandung antosianin, antioksidan yang mengurangi stres oksidatif dan peradangan, yang keduanya terkait dengan resistensi insulin.
"Blueberry, rasberi, stroberi, dan blackberry merupakan sumber serat, vitamin, dan nutrisi lain yang baik untuk kesehatan," kata Vanessa Imus, MS, RDN, pemilik Integrated Nutrition.
Namun, gula tersebut dikemas dalam paket berserat tinggi.
"Serat merupakan cara yang baik untuk menyeimbangkan gula darah, karena memperlambat kecepatan pencernaan makanan. Meskipun serat termasuk karbohidrat, serat tidak sepenuhnya terurai menjadi gula seperti karbohidrat lainnya," jelas Imus.
4. Kacang
Kacang bermanfaat untuk mengelola resistensi insulin karena mengandung banyak serat.
"Meskipun kacang sering dianggap sebagai makanan protein vegan atau vegetarian, sebenarnya kacang juga merupakan sumber karbohidrat yang baik," kata Sarah Anzlovar, MS, RDN, seorang konselor makan intuitif bersertifikat.
"Kacang merupakan sumber serat dan protein, yang keduanya memperlambat laju pencernaan karbohidrat. Ini memberi tubuh Anda energi yang dibutuhkannya dari karbohidrat, tanpa membebani dengan lonjakan glukosa," tambahnya.