radarbengkuluonline.id- Informasi yang menyebar luas akan adanya ancaman potensi gempa Megathrust dan tsunami menghantui masyarakat.
Bahkan tidak sedikit orang yang mengaku trauma. Trauma adalah satu kondisi yang mungkin saja muncul setelah bencana alam terjadi, salah satunya setelah gempa bumi.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma.
Misalnya guncangan hebat seperti kehilangan orang terkasih, kehilangan harta benda atau sekadar perasaan terkejut dan takut akan hal yang baru saja dialami.
Biasanya seseorang yang mengalami trauma akan menunjukkan beberapa gejala seperti sering teringat dan terbayang satu kejadian hingga gangguan tidur.
BACA JUGA:Grafting Pala Bisa Meningkatkan Hasil Panen 5 Kali Lipat? Begini Caranya
BACA JUGA:Ini Hasil Monitoring dan Evaluasi Disperindagkop-UKM Terhadap 220 Koperasi
Salah satu yang mungkin terjadi adalah selalu memimpikan kejadian tersebut dan membuat tidur jadi tidak berkualitas.
Beberapa gejala lain yang mungkin terjadi adalah rasa cemas yang tak terkontrol, sulit berkonsentrasi dan mudah marah.
Sayangnya, banyak penelitian yang menyebut bahwa wanita memiliki risiko lebih besar untuk mendapatkan trauma setelah bencana. Lalu, bagaimana solusi menekan trauma dan apa yang harus dilakukan?
BACA JUGA:Mengintip Sepak Terjang Putra Teramang Jaya di Kanca Politik Calon Ketua Timses Huda-Rahmadi
Dari berbagai sumber diperoleh, Jika kamu mengalami, atau mengetahui seseorang yang mengalami trauma maka usahakan agar ia selalu berada di sekitar keluarga atau orang yang dekat secara emosional.
Sebab,
sebuah penelitian menyebutkan bahwa dukungan dan kehadiran orang terdekat bisa membantu mencegah dan mengurangi gejala trauma. Tindakan lain yang dapat dilakukan diantaranya :
1.Atur Napas