Aminah telah melahirkan dan sang putra diberi nama Muhammad. Yang artinya orang yang terpuji.
''Bapak ibu jamaah yang dirahmati Allah. Kebiasaan bangsa Arab anak itu disusukan oleh ibu-ibu yang berada di pedesaan agar menghirup udara segar agar bahasa Arabnya fasih. Kalau di kota sudah campur baur. Maka, ada seorang wanita dari kampung ke kota mencari anak yang akan diambil untuk disusui tidak dapat-dapat. Awalnya Muhammad ditawarkan. Muhammad ini anak yatim dan Aminah orang miskin menyusui ini tidak dapat apa-apa. Menjelang sore, tidak dapat juga bayi yang lagi. Aminah akhirnya bersedia menyusui Muhammad.''
Tampilan rebana dari Risma Musala Al-Hamid (Atas) , Anak-anak dan kaum ibu pun tampak pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW-Adam-radarbengkulu
''Bapak ibu yang dirahmati Allah. Bayi ini bukan sembarang bayi. Karena, ia membawa keberuntungan. Halimatusadiyah yang menjadi ibu susu bagi Muhammad, selama ini suaminya memelihara kambing yang kurus-kurus. Dengan menjadi ibu susunya Muhammad, kambing- kambing itu menjadi gemuk-gemuk. Jelas ini Muhammad membawa rezeki,'' lanjut Ujang Mahadi.
Muhammad diasuh dengan penuh kasih sayang dan suaminya tanaman yang ditanam selama ini sudah tumbuh begitu selamat itu tumbuh tidak dapat banyak upahan ternyata Allah berikan yang jauh lebih baik. Halimah ini hidup sejahtera.
Muhammad ini sekitar umur 5 tahunan mengalami kejadian dimana Malaikat Jibril mengambil Muhammad. Kemudian dibawa suatu dadanya dibedah, dibersihkan hatinya ini dengan air Zamzam. Kemudian dikembalikan lagi.
Selanjutnya, pada usia 6 tahun ia dibawa ziarah ke makam Abdullah, ayahnya. Pulang dari ziarah, sebelum sampai di kota Makkah, di sebuah desa pertengahan namanya desa, Aminah jatuh sakit dan meninggal dunia.
Muhammad saat itu dalam keadaan yatim piatu. Maka, diasuhlah oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Namun, apa mau dikata, 2 tahun dalam pengasuhan kakeknya, Abdul Muthalib meninggal dunia. Muhammad saat itu berusia 8 tahun kemudian dilanjutkan pengasuhan oleh pamannya Abu Thalib.
Suatu hari usia, beliau itu pas 12 tahun. Abu Thalib membawanya ke negeri Syam berdagang. Tetapi, sebelum sampai di negeri Syam, di perjalanan bertemu dengan pendeta yang bernama Buhaira. Kemudian pendeta ini mengamati Muhammad. Ada saja pada Muhammad ini dimana Muhammad diatasnya ada awan.
Sang pendeta Nasrani ini menceritakan bahwa anak ini ternyata dalam kitab Injil yang dibaca ada calon pemimpin nanti yang bernama Ahmad, yaitu Muhammad dan disarankan kepada pamannya Abu Thalib jangan kau bawa ke negeri Syam. Nanti kalau bertemu dengan orang-orang Yahudi, maka Muhammad akan dianiaya. Karena, ada tanda-tanda kenabian pada ponakan diri.
Akhirnya Abu Thalib menyuruh beberapa orang anak buahnya yang berdagang itu untuk kembali. Ke masa perjalanan rasul, akhirnya dia berdagang sendiri. Dia membawa dagangan siapa? Yaitu, janda kaya raya yang bernama Siti Khadijah.
Siti Khadijah kagum dengan Muhammad. Barang dagangannya selalu laku. Dan setelah meminta informasi dari anak buahnya, diketahui bahwa Muhammad selalu jujur dalam berdagang, dan itulah yang membuat Siti Khadijah melamar Muhammad.