1. Bisa bertaubat dimana saja
Nabi Adam AS berkata yang artinya:
“Taubatku hanya diterima ketika di kota Makkah. Sedangkan umat Nabi Muhammad SAW bertaubat dimanapun tempatnya. Lalu Allah SWT menerima taubat mereka.”
Setelah Nabi Adam AS dan Hawa bermaksiat dengan memakan buah khuldi di surga. Allah SWT telah menghukum dan memenjarakan keduanya kedalam dunia, namun keduanya tiada henti menangis, menyesal, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Hal tersebut diabadikan dalam Al-Quran Surat al-A’raf ayat 23 yang artinya:
“Keduanya (Adam dan Hawa) berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”
Barulah ketika keduanya berada di kota Mekkah, Allah SWT mengampuni dosa Nabi Adam AS dan Hawa. Hal tersebut sangat berbeda dengan umat Rasulullah SAW.
Allah SWT menjadikan dimana pun tempatnya dan kapanpun waktunya untuk bertaubat dari dosa-dosa seberapa dosa seorang hamba, jika dia mau bertaubat dan menyesali kesalahannya, maka rahmat dan ampunan dari Allah SWT lebih luas daripada murka-Nya, sehingga taubatnya pasti akan diterima.
2. Diberikan pakaian oleh Allah SWT meski bermaksiat
Nabi Adam AS berkata yang artinya:
“Sesungguhnya aku mengenakan pakaian ketika aku bermaksiat. Maka Allah SWT menjadikanku telanjang. Sedangkan umat Nabi Muhammad SAW bermaksiat dalam keadaan telanjang, namun Dia memberikan pakaian kepada mereka.”
Setelah Nabi Adam AS dan Hawa bermaksiat kepada Allah SWT dengan memakan buah khuldi. Allah SWT pun melepas semua pakaian mewah yang indah dari surga. Sedangkan umat Nabi Muhammad SAW yang senantiasa bermaksiat dengan melakukan perbuatan zina dan sebagainya, namun Allah SWT tetap memberikan mereka pakaian di dunia. Bahkan mampu membeli dan mengenakan pakaian baru yang lebih bagus.