Toleransi dalam Agama Islam

Jumat 04-10-2024,07:56 WIB
Reporter : Adam
Editor : Azmaliar Zaros

Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah

Islam adalah agama yang sangat menekankan pentingnya kekuatan dan keteguhan akidah, dengan tetap mengedepankan toleransi dan perdamaian. Penekanan terhadap nilai-nilai hal itu begitu jelas diabadikan dalam Surah Al- Kafirun, surah yang diturunkan sejak periode Makkah, sejak awal diperintahkan untuk berdakwah.

Dalam Surah Al-Kafirun ini, penekanan terhadap toleransi hendaknya mengikuti tuntunan syariat yang telah ditetapkan, tidak melanggar rambu-rambu syariat yang telah ditentukan. 

 

Toleransi beragama adalah sikap menerima keberagamaan agama dan kepercayaan yang dianut oleh seseorang atau pihak lain, dengan tidak mengganggu pelaksanaan ibadahnya. Toleransi adalah sikap lapang dada untuk menghormati pemeluk agama lain melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan ajaran agamanya masing-masing.

Imam Al-Qurthubi Rahimahullah dalam tafsirnya menyebut, sikap toleransi dan penghormatan terhadap agama dan kepercayaan lain bukan berarti membenarkan ajaran agama mereka. Tetapi sebaliknya, hal itu memperteguh keimanan diri dan membebaskan diri dari segala bentuk kemusyrikan dan kemunafikan. 

 

Sementara Imam Fakruddin Ar-Razi Rahimahullah menjelaskan, mengapa ayat ini menggunakan kata “Qul” (katakanlah). Ini menunjukkan bahwa Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam sangatlah toleran. 

Umat Islam diperintahkan untuk menyapa orang yang berbeda agama dan keyakinan, dengan sapaan dan ucapan yang tidak menyakitkan hati mereka. Toleransi dalam Surah Al-Kafirun memiliki dua maksud. Pertama, bahwa konsep kompromi dalam ranah pelaksanaan ibadah sesungguhnya tidak ada. Artinya, dalam wilayah ibadah, tidak ada negosiasi dan tawar menawar, semuanya bersifat mutlak. 

 

Kedua, konsep toleransi dalam rangka menghormati pemeluk agama lain, maka hal itu sangat dianjurkan. Umat Islam tidak diizinkan mengejek, menghina, merendahkan, apalagi mengganggu dan menghalang-halangi ibadah pemeluk agama lain, sebagaimana umat Islam juga tidak ingin diganggu dalam melaksanakan ibadah. 

Mereka harus mendapat jaminan keamanan dan ketenangan untuk melaksanakan ibadah agamanya, walaupun di tengah-tengah lingkungan umat Islam. 

 

Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam memberikan panduan tentang bagaimana membangun toleransi dalam kehidupan beragama, sebagaimana dalam bersabda yang artinya: ''Sesungguhnya agama yang paling dicintai oleh Allah adalah agama yang luru dan toleran.” (HR Ath-Thabrani)

 

Kategori :