“Dengan cara ini, kami ingin membangkitkan semangat mereka untuk bisa mandiri. Kalau ada yang berbakat dalam musik, misalnya, kami dukung dengan memberikan alat musik,” ujarnya.
Pemberdayaan melalui CSR, Bukan Sekadar Mengandalkan APBD
Dalam menjalankan program-program ini, Sahat juga menjelaskan bahwa sebagian besar pembiayaan berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan yang ada, bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Menurutnya, APBD memiliki keterbatasan, sehingga CSR menjadi solusi untuk mendukung program pemberdayaan yang direncanakan.
“Kami diskusi dengan banyak pihak, dan mereka menyambut baik program ini. Bantuan yang kami berikan bervariasi, seperti gitar untuk yang punya bakat musik atau kompor untuk yang ingin berwirausaha,” jelasnya.
Dengan bantuan CSR, Dinsos dapat memberikan beragam fasilitas yang tidak hanya bermanfaat sesaat, tetapi dapat menjadi bekal untuk jangka panjang.
Misalnya, pelatihan untuk mengembangkan keterampilan tertentu seperti bermain musik atau belajar bahasa Inggris.
Melalui upaya ini, Dinsos ingin agar para anak jalanan, pengamen, dan penyandang disabilitas dapat memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi.