Debat kali ini tidak hanya sekadar ajang bagi para calon untuk berkompetisi menyampaikan ide dan gagasan mereka, tetapi juga diharapkan menjadi wadah edukasi bagi masyarakat.
“Saya berharap warga Kota Bengkulu dapat menangkap esensi dari debat ini. Selain menambah wawasan, debat ini diharapkan dapat membantu mereka dalam menentukan pilihan pada Pilwakot 2024 mendatang,” ujar Rayendra.
Isu-isu yang dibahas dalam debat juga dianggap sangat relevan dan strategis bagi pembangunan Kota Bengkulu ke depannya. Misalnya, sektor pariwisata yang memiliki potensi besar namun membutuhkan dukungan kebijakan yang tepat agar dapat dikembangkan secara maksimal tanpa meninggalkan kearifan lokal. Sementara itu, kebudayaan dan religiusitas yang menjadi bagian dari identitas warga Bengkulu diharapkan tetap terjaga dalam pembangunan kota, sehingga tidak terjadi pergeseran nilai yang dapat merugikan.
Rayendra menekankan pentingnya debat ini sebagai sarana untuk mendorong demokrasi yang sehat dan inklusif.
“Debat ini diharapkan dapat menginspirasi serta meningkatkan semangat demokrasi di Kota Bengkulu. Kami ingin agar masyarakat merasa lebih dekat dengan proses politik yang sedang berlangsung, dan menyadari bahwa suara mereka sangat berarti,” ucapnya dengan penuh optimisme.
Selain itu, Rayendra juga berharap agar para calon wakil wali kota dapat menyampaikan gagasan mereka dengan cara yang mudah dipahami dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang menyaksikan debat dapat merasa terlibat secara emosional dan rasional dalam proses pemilihan ini.
Debat kali ini merupakan lanjutan dari debat publik pertama yang digelar KPU pada 26 Oktober 2024 lalu. Debat pertama tersebut mengusung tema “Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Menuju Pelayanan Publik yang Efektif dan Efisien.
” Menurut Rayendra, debat pertama berjalan dengan sukses dan mendapat respons positif dari masyarakat, terutama terkait transparansi pelayanan publik yang menjadi salah satu perhatian utama warga Kota Bengkulu.