''Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat. (Al-Qur’an) bukanlah cerita yang dibuat-buat, melainkan merupakan pembenar (kitab-kitab) yang sebelumnya, memerinci segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman.''
Kita mengetahui kisah kisah itu semua adalah dari al-Qu'anul karim yang merupakan kitab suci yang diturun kepada nabi kita Muhammad SAW dan Nabi Muhammad SAW sisilahnya adalah sambung sampai kepada Nabi Ibrahim as melalui garis keturunan Nabi Ismail as.
Garis keturunan tersebut itu banyak sekali yang menjadi pemimpin yang handal dan sukses dalam memimpin. Semoga pemimpin-pemimpin yang baru hasil PILKADA serentak tanggal 27 November 2024 yang baru lalu, bisa menjadi pemimpin yang mampu meneladani dan bisa kita jadikan teladan yang baik dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam Islam, ketaatan kepada pemimpin dibatasi oleh hal-hal yang bukan maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika pemimpin memerintahkan untuk bermaksiat, maka tidak wajib ditaati.
Sebagaimana hadits Rasulullah SAW; " لاَ طَاعَةَ فِى مَعْصِيَةٍ ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى الْمَعْرُوفِ" yang artinya, "Tidak ada kewajiban taat dalam rangka bermaksiat (kepada Allah). Ketaatan hanyalah dalam perkara yang ma'ruf (bukan maksiat)". (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat 'Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu).(ae4)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ