Karena secara jasmaniyah manusia memiliki berbagai macam kebutuhan, maka sebagai albasyar, manusia boleh saja memenuhi segala macam kebutuhannya. Tetapi tidak boleh menghalalkan segala cara.
Kalau manusia memenuhi segala keinginannya dengan menghalalkan segala cara tanpa aturan-aturan, apa bedanya manusia dengan binatang? Bahkan, bila itu yang terjadi, maka kedudukan atau martabat manusia bisa lebih rendah dari binatang.
Allah SWT berfirman yang artinya:
"Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan, (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (al-A'raaf: 179)
Kenyataan menunjukkan bahwa keinginan manusia yang bersifat jasmaniyah sangat besar, bahkan bisa jadi sangat dominan. Karena itu, sebagai al-basyar, manusia harus mampu memerangi hawa nafsunya dalam arti mengendalikan hawa nafsu.
Bukan membunuhnya sama sekali. Sehingga, segala keinginannya tetap dalam kendali nilai-nilai kemanusiaan yang agung. Dan dengan itu pula, martabat manusia bisa dipertahankan.
Sidang Jumat Rahimakumullah
Istilah ketiga yang biasa digunakan Al-Qur'an untuk menyebut manusia adalah an-naas. Secara harfiyah, an-naas diambil dari kata an-nausu yang berarti 'gerak. Ada juga yang berpendapat berasal dari kata 'unas yang artinya 'tampak,' demikian menurut M. Quraish Shihab.
Dari makna ini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sebagai manusia, keberadaan kita di dunia ini harus kita tunjukkan atau kita tampakkan dengan gerakan kebaikan dan perbaikan.
Secara fisik, manusia akan menjadi sehat bila ia banyak bergerak. Pengabdian kepada Allah SWT yang salah satunya adalah menunaikan shalat harus dilakukan dengan gerakan-gerakan tertentu.
Bahkan untuk memperoleh rezeki, meskipun Allah SWT telah menyediakan rezeki di dunia ini tetap saja manusia harus berusaha untuk mengambilnya dengan gerakan usaha yang halal.