Meskipun Ekspor Melemah, Komoditas Sawit Masih Menjadi Penopang Utama Ekonomi Bengkulu

Jumat 07-11-2025,07:00 WIB
Reporter : Windi Junius
Editor : Azmaliar Zaros

 

“Ini cukup menarik. Wisatawan naik, tapi TPK turun. Bisa jadi banyak wisatawan yang memilih menginap di rumah kerabat atau menggunakan akomodasi nonformal. Namun secara keseluruhan, perputaran ekonomi tetap tumbuh,” terang Win Rizal.

Dari sisi lapangan usaha, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi dengan 10,59 persen, disusul industri pengolahan sebesar 9,94 persen, dan jasa lainnya sebesar 8,76 persen.

BACA JUGA:Belum Final, Ribuan Orang Penerima Bansos di Provinsi Bengkulu Dihapus

 

Sebaliknya, dua sektor utama justru mengalami kontraksi, yakni pertambangan dan penggalian sebesar -1,44 persen, serta pengadaan air sebesar -1,53 persen.

Penurunan di sektor pertambangan, menurut pengamat ekonomi lokal, lebih disebabkan oleh penyesuaian produksi batu bara dan keterbatasan ekspor akibat menurunnya permintaan dari luar negeri.

BACA JUGA:Bupati Seluma Bangga, Desa Taba Lubuk Puding Masuk 10 Besar Desa Wisata Provinsi Bengkulu

 

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi tercatat pada pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 5,61 persen, diikuti pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar 5,19 persen.

Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) — yang menggambarkan investasi fisik seperti infrastruktur dan peralatan — tumbuh 3,94 persen. Sektor ekspor barang dan jasa justru melemah -1,72 persen, menjadi sinyal bahwa pasar ekspor Bengkulu masih perlu penguatan.

BACA JUGA:Total Gaji 4.423 Orang PPPK Paruh Waktu di Provinsi Bengkulu Sampai Rp 60 Miliar

 

“Meski ekspor melemah, konsumsi domestik masih menjadi penopang utama. Ini menandakan ekonomi Bengkulu masih ditopang daya beli masyarakat,” kata Win Rizal.

Berdasarkan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), ekonomi Bengkulu pada triwulan III-2025 mencapai Rp 27,68 triliun atas dasar harga berlaku, dan Rp 14,17 triliun atas dasar harga konstan (2010).

BACA JUGA:Desa Kungkai Baru Masuk 10 Besar Desa Wisata Provinsi Bengkulu

Kategori :