Setiap PBP menerima 20 kilogram beras serta 4 liter minyak goreng untuk alokasi dua bulan (Oktober–November). Skema ini dirancang agar masyarakat memiliki cadangan bahan pokok yang lebih stabil, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Program bantuan pangan ini tidak hanya digerakkan untuk mengendalikan dampak gejolak harga, tetapi juga bertujuan menjaga daya beli masyarakat. Kelompok penerima mayoritas berasal dari rumah tangga berpendapatan rendah serta wilayah-wilayah yang rentan terhadap lonjakan harga pangan.
Menjaga Stabilitas Harga di Lapangan
BULOG Bengkulu berharap distribusi CPP ini dapat menahan potensi kenaikan harga beras dan minyak goreng di lapangan. Dengan pasokan yang mengalir secara rutin, konsumen memiliki alternatif yang lebih terjangkau sehingga tekanan pada harga di tingkat pasar bisa diredam.
“Dengan adanya penyaluran bantuan ini, kami berharap masyarakat tidak lagi terlalu terbebani oleh kenaikan harga. Ini bagian dari upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga sekaligus memperkuat perlindungan sosial,” kata Dody.
Dalam beberapa tahun terakhir, BULOG memang semakin diperkuat perannya sebagai buffer stock pangan nasional. Kehadiran cadangan pemerintah menjadi kunci intervensi yang cepat ketika harga bergejolak, terutama pada komoditas strategis seperti beras.
Memasuki penghujung 2025, distribusi bantuan pangan ini menjadi momentum penting bagi banyak rumah tangga di Bengkulu. Selain memberikan ruang bernapas bagi masyarakat berpenghasilan rendah, langkah ini juga menunjukkan bahwa peran strategis BULOG terus mendapat penegasan di tengah tantangan ketahanan pangan yang semakin kompleks.