Harga Cabai dan Tomat Naik, Pedagang di Pasar Panorama Bengkulu Keluhkan Cuaca Ekstrem
Harga Cabai dan Tomat Naik, Pedagang di Pasar Panorama Bengkulu Keluhkan Cuaca Ekstrem-Hamidatusshaleha-radarbengkulu
radarbengkuluonline.id — Harga bahan pokok sayuran kembali bergejolak di sejumlah pasar tradisional di Kota Bengkulu. Cabai dan tomat, dua komoditas yang hampir selalu ada di dapur masyarakat itu mengalami fluktuasi harga tajam dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi ini membuat pedagang dan pembeli sama-sama khawatir, mengingat kebutuhan tersebut tergolong penting dalam aktivitas memasak sehari-hari.
BACA JUGA:Taman Pantai Berkas Mulai Sepi, Bergeser Jadi Lahan Parkir Pejoging
Di tengah riuhnya aktivitas jual beli di salah satu pasar tradisional di Bengkulu, yaitu Pasar Panorama Mira (35), seorang pedagang sayur yang sudah lebih dari sepuluh tahun berjualan, membagikan keluh kesahnya. Ia mengatakan bahwa harga cabai saat ini sangat tidak stabil.
"Untuk harga cabai itu tidak menentu. Kadang hari ini turun, besok bisa naik lagi," ujarnya saat di wawancarai RADAR BENGKULU, Selasa 12 Agustus 2025.
BACA JUGA:Harga Ayam Potong Tembus 45 Ribu Per Kilo, Harga Tomat Ikutan Naik
Sebagai contoh Mira menyebutkan bahwa tiga hari lalu, cabai asal Kepahiang dijual seharga Rp 40.000 per kilogram, sedangkan cabai dari Tais bahkan mencapai Rp 50.000 per kilogram. Namun, untuk hari ini, harga cabai sedikit turun. "Sekarang cabai Kepahiang Rp 30.000 per kilo. Kalau cabai dari Tais Rp 40.000 per kilo," jelasnya.
Menurut Mira, fluktuasi ini salah satunya disebabkan oleh faktor cuaca yang tidak menentu. Musim hujan yang intens belakangan ini membuat banyak petani mengalami gagal panen. "Cuaca sekarang sering hujan, tanaman cabai jadi gampang busuk. Petani banyak yang rugi karena panennya gagal. Itu yang bikin stok di pasar jadi sedikit dan harga naik," katanya.
BACA JUGA:Bacakan Pembelaan: Rohidin Mersyah Bantah Pungli Pilkada, Pertanyakan Tuntutan Rp 39 Miliar
Tak hanya cabai, Mira juga mengungkapkan bahwa tomat mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. "Sekarang harga tomat Rp 15.000 per kilo. Padahal sebelumnya hanya sekitar Rp 6.000 sampai Rp 8.000 per kilo," ujarnya.
Lonjakan harga ini menurutnya, juga akibat cuaca ekstrem yang mengganggu proses penanaman dan pemanenan.
BACA JUGA:Aktivis Lingkungan Hidup Kritik Keras terhadap Status Palsu Perlindungan Gajah Sumatera
Kondisi ini membuat sebagian pelanggan terpaksa mengurangi jumlah belanja mereka. Jika biasanya membeli satu kilogram cabai, kini banyak yang hanya membeli setengah atau seperempat kilogram. Hal serupa juga terjadi pada tomat. "Pelanggan jadi lebih irit belanja. Ada yang bilang mau masak tapi dikurangi cabainya, supaya hemat," tutur Mira.
Meski demikian, ia tetap berusaha mempertahankan hubungan baik dengan pembeli setianya. Sesekali, ia memberikan sedikit tambahan sebagai bentuk perhatian. "Kalau ada langganan, saya suka kasih bonus sedikit. Biar mereka tetap mau belanja di sini walau harga sedang tinggi," tambahnya.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, Pemkot Bengkulu Minta Masyarakat Waspada
Fenomena naik-turunnya harga cabai dan tomat ini memang bukan hal baru. Setiap musim hujan atau saat terjadi gangguan cuaca, harga dua komoditas ini hampir selalu terdampak. Bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan pelaku usaha kuliner, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam mengatur pengeluaran.
Mira berharap agar harga cabai dan tomat bisa segera stabil. Ia optimistis jika cuaca membaik, pasokan dari petani akan kembali normal dan harga dapat turun ke angka yang wajar. "Mudah-mudahan ke depan cuaca lebih baik, petani bisa panen lagi, dan harga kembali seperti biasa. Kalau harga stabil, pembeli senang, pedagang juga senang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
