Khotbah Idul Adha: Menjadikan Hewan Kurban sebagai Wasilah untuk Bertakwa
Ustadz Amit Abdullah, Lc. MA-Adam-radarbengkulu
radarbengkuluonline.id -- Para pembaca yang dirahmati Allah Swt, tidak terasa hari ini kita sudah memasuki hari raya Idul Adha lagi. Untuk itu, redaksi sudah menyiapkan Idul Adha untuk pembaca semua. Judulnya, Menjadikan Hewan Kurban sebagai Wasilah untuk Bertakwa.
Materi ini ditulis oleh Amir Abdullah Lc.M.A. Rencananya, materi ini akan disampaikan saat menjadi khatib shalat Idul Adha di Masjid Jami' Babussalam, Jalan P Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengku
Apa saja isi materi khutbahnya, silahkan dibaca langsung tulisannnya dibawah ini. Selamat membaca! Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.
الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ –الله ُأَكْبَرُ كَبِيْرًا, وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْراً, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ, لَاإِلهَ إِلاَّالله وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ وَلَوْكَرِهَ المُناَفِقُوْنَ. لاَإِلهَ إِلاَّالله ُوَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ,
الحمدُ لله ، الحمدُ لله الذي بنعمته تتمُّ الصالحات، وبعَفوِه تُغفَر الذُّنوب والسيِّئات، أشهد أن لاإله إلا الله وحده لاشريك له و أشهد أن محمد رسول الله قد أدى الأمانة ونصح الأمة وبلغ الرسالة, أللهم صل على سيدنا محمد وعلى سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعبىن .
أما بعد:
فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ وَالمُؤْمِناَتِ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا الله , حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ فَضِيْلٌ وَعِيْدٌ شَرِيْفٌ جَلِيْلٌ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الَّرجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الَّرحمن الرحيم. إِنّا أَعْطَيْنَاكَ الكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَالأَبْتَرُ.
Hadirin walhadirot Jamah Shalat Idul Adha yang In Shaa Allah Dimuliakan oleh Allah Swt..
Marilah kita senantiasa bersyukur dan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberi nikmat iman dan Islam, kesehatan dan kesempatan untuk melaksanakan berbagai ibadah kepada Allah SWT, termasuk melaksanakan shalat Idul Adha pada pagi hari yang penuh berkah ini.
Kemudian shalawat serta salam, kita aturkan ke pangkuan baginda Nabi Besar Muhammad SAW, seorang manusia mulia dan nabi terakhir yang dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi teladah (uswah) bagi seluruh umat manusia sepanjang masa.
Saya selaku khatib berwasiat dan mengajak kepada diri saya sendiri khususnya, dan mengajak hadirin walhadirot sekalian untuk selalu senantisa bertakwa kepada Allah Swt dengan sebenar benarnya takwa, menjalankan perintahNya, bukan untuk meninggalkankannya, meninggalgalkan larangan-larangannya bukan untuk bermaksiat kepadanya, selalu mengingatnya bukan untuk melupakannya, selalu berzikir kepadanya bukan untuk melalaikannya, kenapa harus demikian. Hadirin walhadirot sekalian,k arena dengan ketakwaanlah kita sebagai hambanya akan mendapatkan kedudukan yang mulia disisi Allah. Sebagai mana alloh berfirman:
إن أكرمكم عند الله أتقاكم
Dari firman di atas, mari kita cermati bahwasanya Allah Swt tidak membeda -bedakan hambanya dalam memberikan kedudukan yang mulia, bukan karena jabatan, pekerjan. Bukan kerena harta yang berlimpah, bukan kerana rupawan, bukan pula karena ilmu yang tinggi ,akan tetapi kemulian hanyalah diperoleh dengan benar- benar takwa kepada Allah Swt.
Tidak hanya kemulian saja yang kita dapat, namun pintu kemudahan- kemudahan akan Allah bukakan untuk hambanya yang bertakwa, terutama pintu dalam mencari Rizqi akan Allah bukakan dan Allah mudahkan bagi orang yang bertakwa. Sebagaiman firman Allah:
ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب
Baranng siapa yang bertakwa kepada Allah, maka akan Allah jadikan baginya jalan kemudahan, dan akan Allah berikan rizqi dari arah- arah yang tidak disangka-sangka.
Semoga kita menjadi hamba yang benar -benar bertakwa kepada Allah dan mendapatkan kemuliaan yang tinggi disisi Allah Swt. Amin amin amin Allahumma amin
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillahil Hamd.
Kaum musliminwal muslimat jama'ah Idil Adha rahimakumullah.
Pada pagi hari ini, pagi yang penuh berkah ,kaum muslimin serempak melakukan shalat Idul Adha , bertakbir tahmid dan tahlil ditujukan hanya kepada Allah, sebagai salah satu upaya mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.. Oleh karena itu, kita melaksanakan shalat Idul Adha dan ibadah kurban pada hakikatnya sebagai bentuk kesadaran memenuhi perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Ibadah kurban merupakan salah satu ibadah penting dalam ajaran Islam. Ibadah ini memiliki pondasi kuat dan memiliki akar sejarah panjang dalam tradisi rasul-rasul terdahulu. Ajaran kurban dan praktiknya telah ditunjukkan secara sinergik oleh para nabi dan rasul hingga Nabi Muhammad SAW.
Nabi Ibrahim AS dikenal sebagai peletak batu pertama ibadah ini. Peristiwa penyembelihan yang dilakukan Nabi Ibrahim AS terhadap anaknya, Nabi Isma'il AS merupakan dasar bagi adanya ibadah kurban. Nabi Ibrahim AS dengan penuh iman dan keikhlasan bersedia untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail hanya semata-mata untuk memenuhi perintah Allah SWT.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd
Kaum muslimin yang berbahagia
Dalam ibadah kurban, nilai yang paling esensial adalah sikap batin berupa keikhlasan, ketaatan dan kejujuran. Ibadah kurban bukan hanya mementingkan tindakan lahiriyah, berupa menyedekahkan hewan ternak kepada orang lain, terutama fakir miskin, tetapi yang lebih penting adalah nilai ketulusan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam beberapa ayat Al-Qur'an, Allah SWT memperingatkan bahwa yang betul-betul membuahkan kedekatan dengan-Nya (kurban), bukanlah fisik hewan kurban, melainkan nilai takwa dan keikhlasan yang ada dalam jiwa kita. Dalam surah al-Hajj ayat 37, Allah SWT menyebutkan:
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd
Kaum muslimin yang berbahagia,
Kalau ibadah kurban dilaksanakan dengan ikhlas demi mengharap ridla Allah SWT. akan memberi hikmah dan manfaat bagi pelakukanya, baik di dunia maupun di akhirat. Di antaranya:
1. Meningkat keimanan dan ketakwaan serta melatih untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT. Ibadah kurban yang dilaksanakan oleh orang muslim dapat melatih kepatuhan dan ketakwaan dan kepasrahan total kepada Allah SWT. Orang-orang yang dekat dengan Allah akan memperoleh predikat muqarrabin, muttaqin serta mendapat kemuliaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Tidaklah sampai kepada Allah daging-daging dan darah-darah dari sembelihan-sembelihan itu sedikit pun. Akan tetapi, yang sampai kepadaNya adalah keikhlasan padaNya dan niat mencari Wajah Allah dengannya. Demikianlah Kami menundukkan bagi kalian, (wahai orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah) supaya kalian mengagungkan Allah dan bersyukur kepadaNya atas kebenaran yang Allah tunjukkan pada kalian, karena Dia memang berhak untuk itu. Dan sampaikanlah kabar gembira, (wahai Nabi), kepada orang-orang yang berbuat baik dengan beribadah kepada Allah semata dan juga berbuat kebaikan kepada hamba-hambaNya, dengan segala kebaikan dan keberuntungan.
Dari ayat di atas Allah Swt sudah menjelaskan bahwasanya tujuan dari penyembelihan hewan kurban adalah ketakwaan seorang hamba kepada Allah SWT, yang kedua agar kita sebagai hambanya senantiasa mengagungkan Allah Swt
2. Membersihkan diri dari sifat-sifat bahimiyyah.
Pada saat hewan kurban jatuh ke bumi, maka saat itulah sifat kebinatangan harus sirna. Seperti rakus, serakah, kejam dan penindas. Karena sifat-sifat tersebut merupakan sifat yang merugikan orang lain. Di dalamnya terkandung sifat kezoliman , dan sifat zolim ini sendiri termasuk salah satu sifat yang Allah benci dan Allah murka terhadap sifat tersebut. Sebagaimana firman Allah Swt..
إن الله لا يحب الظالمين
Sesungguhnya Allah benar- benar tidak menyukai orang-orang yang berbuat zolim.
(مَن كانَت له مَظلَمةٌ لأخيهِ مِن عِرضِه أو شَيءٍ فليتحلّله منه اليومَ قبل أن لا يكونَ دِرهمٌ ولا دِينار، إن كان له عَمَلٌ صالح أُخِذ منه بقدرِ مظلمته، وإن لم تَكن له حسنات أخِذَ من سيّئات صاحبه فحُمِل عليه).
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Rasûlullah bersabda, “Barangsiapa berbuat zhalim kepada saudaranya, yang berkaitan dengan kehormatan atau sesuatu apapun, hendaklah dia meminta halal darinya pada hari ini, sebelum (datang hari kiamat) yang tidak ada dinar dan dirham. Jika dia memiliki amal shalih diambil darinya seukuran kezhalimannya. Jika dia tidak memiliki keabaikan-kebaikan, diambil kesalahan-kesalahan orang yang dizhalimi lalu ditimpakan padanya.” [HR. Al-Bukhâri, no. 2449, 6534; Ahmad 2/435, 506; Ibnu Hibban no. 7361]
3. Menanamkan rasa kasih sayang dan empati kepada sesama.
Ibadah kurban dalam Islam tidak sama dengan persembahan (offering) dalam agama-agama selain Islam. Islam tidak memerintahkan pemujaan dalam penyembelihan hewan, tetapi Islam memerintahkan agar dagingnya diberikan kepada orang miskin agar ikut menikmati lezatnya daging hewan. Sehingga timbul rasa empati, berbagi, memberi, dan ukhuwah islamiyah antar sesama.
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya.”
الفوائد من الحديث:
- فيه الحث على محبة الخير للمؤمنين.
- تقوية الروابط بين المؤمنين.
- إن من خصال الإيمان أن يحب الإنسان لأخيه ما يحب لنفسه.
- قال ابن حجر - رحمه الله -: المقصود - في الحديث - الحث على التواضع
4. Melatih kedermawanan.
Ibadah kurban dilakukan setiap tahun secara berulang-ulang, sehingga orang yang memberi kurban terbiasa untuk bederma kepada yang lain. Bagaimana tidak, dalam berkurban sendiri kita tidak diperbolehkan memakan semua daging kurban, namun dianjur untuk membagikan secara ikhlas kepada orang yang faqir miskin.
Dikatakan bahwasanya Rasulallahu alihiwasallam hanya mengambil dari daging kurban sebanyak loqoymah, yaitu sekisaran kepalan tangan saja sedangkan sisanya dibagikan untuk orang yang membutuhkan.
Dengan terbiasa untuk memberi, maka secara tidak langsung kita akan terbiasa untuk menjadi orang orang yang dermawan kepada sesama makhluk. Dengan harapan agar kita menjadi orang yang benar-benar muhsin disisi Allah Swt, karena orang yang mempunyai sifat dermawan atau muhsin Allah Swt benar akan mencintainya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
