Ada Pentas Wayang Kulit di Festival Tabut Bengkulu Tahun 2025
Festival Tabut 2025 resmi dibuka dengan meriah pada Jumat malam, 27 Juni 2025, menariknya pada festival tabut Bengkulu tahun 2025 ini akan ada pentas wayang kulit-Ist-
RADAR BENGKULU – Festival Tabut 2025 resmi dibuka dengan meriah pada Jumat malam, 27 Juni 2025, menariknya pada festival tabut Bengkulu tahun 2025 ini akan ada pentas wayang kulit. Selama 10 hari ke depan, berbagai kegiatan budaya akan mewarnai panggung pesta rakyat terbesar di Bengkulu ini. Namun, ada yang berbeda sekaligus menarik perhatian tahun ini: untuk pertama kalinya dalam sejarah penyelenggaraan Tabut, festival ini akan diramaikan oleh pentas wayang Kulit.
Sabtu malam, 5 Juli mendatang, panggung budaya Bengkulu akan menyambut lakon-lakon klasik pewayangan khas Jawa. Gelaran istimewa ini merupakan buah kolaborasi apik antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Paguyuban Masyarakat Jawa Bengkulu (PMJB), yang ingin menghidupkan kembali semangat kebudayaan lintas etnis di Bumi Merah Putih.
Kepastian ini terungkap dalam rapat koordinasi persiapan yang dipimpin langsung oleh Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, di Ruang Rapat Sekundang, Biro Umum Setda Provinsi Bengkulu, Jumat (27/6).
“Festival Tabut bukan hanya milik Bengkulu, tapi milik kita semua. Tahun ini kita ingin lebih inklusif. Karena kita tahu, masyarakat Bengkulu terdiri dari berbagai latar belakang, salah satunya masyarakat keturunan Jawa yang cukup besar. Maka, wayang kulit hadir untuk menambah warna,” ujar Herwan dengan semangat.
Pentas wayang akan digelar di Sportatorium Kampus 4 Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), sebuah lokasi representatif yang siap menampung ribuan penonton.
Rektor UMB, Susiyanto, menjelaskan bahwa fasilitas tersebut kini telah menjadi pusat kegiatan budaya di Bengkulu. “Sportatorium kami bisa menampung hingga 4.000 orang. Dulu kita hanya pakai tenda, sekarang alhamdulillah sudah punya gedung sendiri. Ini bukan hanya untuk pagelaran wayang, tapi juga terbuka untuk komunitas seni budaya lainnya,” jelasnya.
Pementasan ini diharapkan tak sekadar menjadi tontonan, tapi juga tuntunan—mengedukasi generasi muda akan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kisah pewayangan. Di saat yang sama, pagelaran ini menjadi simbol harmonisasi budaya yang tumbuh di tanah Bengkulu: antara adat Tabut yang sarat tradisi lokal dan nuansa kejawaan yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
