Empat Hal Terberat Menurut Sayyidina Ali
Ustad Khoiruman-Adam-radarbengkulu
Karena marah merupakan bentuk lain dari api syaitan yang menyala-nyala, dan api itu hanya bisa dikalahkan oleh air wudhu.
Demikianlah kondisi manusia ketika marah yang sulit sekali mengendalikan diri. Oleh karena itu, jika seseorang dalam keadaan marah masih bisa memberikan maaf kepada orang lain, maka sungguh itulah amal yang berat.
Oleh karena itu, Allah SWT menjamin siapapun yang dapat mengendalikan emosi dan amarahnya selamat dari siksaan api neraka . Demikian keterangan sebuah hadits yang berbunyi yang artinya :
''Barang siapa yang mampu mengendalikan amarahnya, maka Allah SWT akan mengendalikan (menjauhkan ) siksa-Nya.''
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kedua, adalah al juudi fil 'usroh. Menjadi pemurah dan dermawan ketika kondisi 'saku' (keuangan) kita sedang sempit atau tidak mapan.
Menjadi dermawan bukanlah perkara gampang. Apalagi berlaku dermawan ketika kondisi keuangan sangat menipis. Oleh karena itu Allah SWT memposisikan orang dermawan sangat dekat dengan-Nya. Dalam sebuah hadits diterangkan :
''Bahwa orang yang dermawan dekat dengan Allah SWT, dekat dengan surga, dekat dengan masyarakatnya dan jauh dari neraka.''
Hadits ini bukanlah sekadar hadits motivasi, tetapi merupakan petunjuk dan rambu-rambu bagi siapapun yang ingin memposisikan diri dekat dengan Allah SWT, maka hendaklah ia menjadi orang yang dermawan. Baik dalam kondisi longgar, lebih-lebih dalam kondisi sesak.
Katiga, adalah al-iffah fil khulwah,yaitu menghindarkan diri dari tindakan haram dalam keadaan sepi tanpa ada siapapun yang melihatnya. Amal ketiga ini merupakan ujian akan keikhlasan seseorang dalam beramal. Bahwa untuk melakukan ataupun menghindari dosa seseorang tidak perlu memperhatikan orang di lingkungannya. Karena jika seseorang melakukan sesuatu (amal) karena orang lain akan disebut riya, dan jika meninggalkan sesuatu karena orang lain menjadi syirik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: radarbengkulu
