KPI Bengkulu Mengutuk Keras Pembunuhan Almarhum Wina Mardiani

KPI Bengkulu Mengutuk Keras Pembunuhan Almarhum Wina Mardiani

RBO  >>>   BENGKULU  >>>   Sekretaris Wilayah Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Bengkulu, Nyimas Halimah, mengutuk keras kejadian pembunuhan mahasiswi Universitas Bengkulu (Unib). Yaitu dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Alm. Wina Mardiani (20). Ia ditemukan tewas dalam keadaan tidak bernyawa, Minggu (8/12).

Nyimas berharap, pihak aparat berwajib, dapat segera menangkap pelaku dan menuntut keadilan yang harus ditegakkan. "Satu perempuan yang meninggal terbunuh, adalah teror bagi semua perempuan," ujar Nyimas pada RADAR BENGKULU, kemarin. Apalagi, sekarang sudah hidup di zaman yang sudah lebih maju. Dia pun tak habis pikir, mengapa masih saja perempuan, selalu menjadi korban layaknya zaman jahiliyah. Pada zaman tersebut, mindshetnya selalu menganggap perempuan lemah tidak berdaya. Padahal perempuan itu kuat. "Sebenarnya, lingkunganlah yang menjadikan perempuan itu rentan. Dalam arti kata, rentan mengalami kekerasan ," katanya. Atas kejadian tersebut, KPI dan berbagai organisasi perempuan lainnya, akan bersatu padu untuk mengkampanyekan penolakan keras terhadap kasus ini supaya menjadi perhatian semua pihak. "Semoga kasus ini cepat terungkap, dan pelaku dapat dihukum dengan setimpal-timpalnya. Bila perlu dihukum mati," tegasnya. Disisi lain, Wakil Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi, sangat prihatin dengan kejadian tersebut. Apalagi Alm. Wina juga asli dari daerah Mukomuko. Sama halnya dengan Dedy, satu daerah. Masih sanak saudara. "Sebenarnya kasus seperti ini tidak menggambarkan Bengkulu Religius, masih ada saja kejadian sadis seperti itu. Kedepan, jangan ada sampai terjadi lagi. Sore ini (Senin-red) saya akan berkunjung ke rumah Alm. Wina," ujar Dedy pada RADAR BENGKULU, kemarin.

Ditegaskannya, kalau pelaku itu tau agama, pastinya tidak mungkin melakukan kejadian tersebut. "Nauzubillah Min Dzalik. Janganlah sampai kejadian seperti ini. Malu kita, kan sudah jelas visi dan misi Walikota Bengkulu Religius, harusnya kita sadar akan hal itu," katanya.

Diketahui, Alm. Wina Mardiani, perempuan kelahiran, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, 23 Maret 1999, itu ditemukan tidak bernyawa tak jauh dari tempat kost-nya atau sekira 100 meter. Tepatnya, di areal rawa perkebunan sawit bekas areal persawahan, itu ditemukan di bekalang kost-nya, di jalan WR Supratman, Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.

Saat ditemukan anak pasangan suami-istri (Pasutri) Aguswandi dan Ani ini, sudah dalam keadaan terkubur, dengan kedalamaan sekitar 1,5 meter atau setara dengan dada orang dewasa. Saat ditemukan, posisi tubuh korban dalam keadaan tertelungkup, dengan lebar galian sekira 60 cm dan panjang sekira 1,5 meter. Terdapat sebatang tanaman keladi yang diduga baru di tanam.

Tidak hanya itu, saat ditemukan kepala korban tertutup dengan karung hingga bahu, dengan posisi tangan dan kaki dalam keadaan terikat tanpa mengenakan busana. Disekujur tubuh korban, diduga juga dilumuri minyak. Untuk menghilangkan jejak. Galian sedalam dada orang dewasa itu diberi tanaman keladi. Di dalam galian itu, juga terdapat bekas pecahan bangunan berupa batu bata, empat buah batu koral berukuran besar serta kelapa tua yang sudah bangking.

Untuk sementara pelaku pembunuhan keji tersebut, diduga PR penjaga kos-kosan tempat ditemukan Alm. Wina Mardiani tewas tak bernyawa. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: