Wawali: Tindak Tegas, Juru Pakrir Ilegal di Pantai Panjang

Wawali: Tindak Tegas, Juru Pakrir Ilegal di Pantai Panjang

RBO, BENGKULU - Saat melakukan sidak di kawasan Pantai Panjang kemarin, Wakil Walikota (Wawali) Bengkulu Dedy Wahyudi mendapati salah seorang juru parkir (jukir) ilegal di Taman Pasir Putih. Dedy secara tegas langsung memberikan sikap, mengambil peluit si jukir tersebut.

Walaupun jukir itu, tidak mau mengaku bahwa dirinya memungut parkir ilegal, dia mengaku hanya orang proyek taman pasir putih yang tinggal di camp. Namun anehnya, saat rombongan Wawali tiba, tampak jukir tersebut terburu-buru memasukkan peluit di dalam tasnya.

Sidak yang dilakukan Wawali beserta jajarannya, bukan tanpa alasan. Sebab bukan sekali dua kali, Pemerintah Kota (Pemkot) mendapat pengaduan dari masyarakat tentang parkir ilegal disana. Bahkan, jukir ilegal itu memasang patok parkir yang mahal mencapai Rp 5.000 satu kendaraan roda dua dan empat. Maka dari itu, pihaknya mengingatkan agar tidak lagi memungut parkir kendaraan terhadap pengunjung.

"Pengaduan dan kritik masyarakat sudah banyak sekali. Mulai dari soal sampah di Pantai Panjang, soal lampu jalan, termasuk soal pungli parkir di sini (Taman Pasir Putih). Tidak ada parkir di sini, belum ada SPT nya," ujar Dedy Wahyudi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota, Bardin mengatakan, kedepan kalau masih juga ada yang memungut parkir disana, maka akan berurusan dengan pihak kepolisian. Karena itu adalah pungli. "Awas kalau masih ada pemungutan parkir, nanti bisa ditangkap polisi. Sampaikan kepada yang lain yang mungut-mungut parkir. Sebab SPT nya belum ada," kata Bardin.

Dalam sidak di Pantai Panjang itu, rombongan wawali juga menegur pedagang di pinggir jalan yang berjualan pakaian. Menurutnya, tidak pantas kalau di kawasan wisata ada pedagang pakaian seperti di pasar. Dedy memberikan waktu 1 minggu kepada pedagang pakaian untuk segera pindah. Ia menyarankan jualan di Pasar Barukoto. Karena disana ada tempat.

"Ibu mau tempat jualan baju? ada kita sediakan di Barukoto. Ini kan kawasan pariwisata. Kalau ibu di sini jual makanan kuliner, tidak masalah. Tapi kalau jual daster kayak gini, jangan di sini. Sekarang kami baru pemberitahuan dulu. Nanti ada tim yang datang lagi membongkar. Kasih tahu nanti dengan yang lain. Nggak enak nanti orang dari luar datang ke sini bertanya ini pasar atau tempat wisata," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: