Menyingkap Tambo Suku Rejang di Provinsi Bengkulu (17) - Saudara Putri Serindang Bulan Berpencar

Menyingkap Tambo Suku Rejang di Provinsi Bengkulu (17) - Saudara Putri Serindang Bulan Berpencar

Pemandangan indah yang ada di Taba Penanjung Bengkulu Tengah ini termasuk wilayah Suku Rejang-Azmaliar Zaros-radarbengkulu.disway.id

 

Saudara Putri Serindang Bulan Berpencar

SUKU Rejang merupakan salah satu nama suku yang mendiami Provinsi Bengkulu. Suku ini sudah mempunyai budaya tinggi. Mereka sudah mempunyai huruf sendiri. Untuk mengetahui suku tersebut, silakan baca liputannya yang ke 17 dari 25 tulisan yang akan diturunkan secara bersambung .

AZMALIAR ZAROS – Kota Bengkulu

 

 

 

 

 

RADARBENGKULU.DISWAY.ID - Mendapatkan oleh-oleh itu, mereka ini senang bukan main. Hatinya gembira sekali waktu melangkah meninggalkan daerah Indrapura. Dan mereka memuji kebaikan tuangku Indrapura tersebut.

Waktu Putra Raja Mawang itu berlayar pulang , ditengah perjalanan mereka dilanda marabahaya. Sebab, cuaca saat itu kurang bersahabat. Angin ribut tiba-tiba datang saat mereka mulai berlayar menuju tanah Lebong .

 

 

 

 

 

Karena sudah dalam perjalanan, mereka terpaksa untuk terus melanjutkan perjalanan itu dengan penuh kehati-hatian mengayuh perahu yang mereka bawa.

Namun walaupun sudah waspada, mereka tak bisa berbuat banyak. Bahaya terus mengancam mereka. Lalu perahu mereka itu pecah dan terdampar di sebuah teluk diantara Ipuh dan Ketahun.

 

 

 

 

 

Ketika mereka itu sadar akan dirinya, maka nyatalah segala emas dan perak dan barang-barang kepunyaan mereka itu habis semuanya, kecuali barang kepunyaan Ki Karang Nio.

Barangnya itu tidak ada kurangnya sedikitpun. Setelah kelima Saudara Ki Karang Nio melihat hal demikian, tumbuhlah niat jahat mereka itu.

 

 

 

 

 

Mereka mau merampas harta Ki Karang Nio dan juga hendak membunuhnya. Oleh karena arif dan bijaksana Tuan Ki Karang Nio, dapatlah ia membatalkan maksud saudaranya yang jahat itu.

Ia mengatakan bahwa hartanya ini, harta Saudara-Saudara juga. Harta kalian tak ada lagi, saya bagikan kepunyaan saya ini untuk dibagikan.

 

 

 

 

 

Lalu, dibagi Ki Karang Nio ini harta itu sama banyaknya kepada kelima saudaranya. Waktu saudaranya telah menerima pembagian Ki Karang Nio itu, maka terasa oleh mereka itu kejahatan yang telah diperbuatnya kepada saudaranya.

Mereka sadar akan perbuatan jahat yang akan dan telah mereka lakukan terhadap saudaranya itu. Pertama, memaksa Ki Karang Nio membunuh adik putrinya Putri Serindang Bulan.

 

 

 

 

 

Kedua telah berniat akan membunuh Ki Karang Nio. Oleh karena itu, mereka merasa sangat malu pada adiknya Ki Karang Nio dan ia tidak akan bercampur lagi dengan saudaranya itu.

Oleh karena itu, Ki Getor, Ki Ain, Ki Djenain, Ki Nio berkata kepada Ki Karang Nio dalam Bahasa Rejang yang artinya, sekarang kita berpisah dan kami tiada kembali lagi.

 

 

 

 

 

Teluk tempat mereka membuat sumpah dan perjanjian itu sekarang ini bernama Teluk Sarak atau teluk tempat bercerai.

Kemudian Ki Karang Nio pulang ke Lebong, lalu dia diangkat menjadi raja menggantikan ayahandanya. Tuan Ki Getor, Ki Togo, Ki Djenain, Ki Nio, tiada lagi kembali ke Lebong dan mereka pergi membuat Sosokan atau negeri ke tempat lain.

 

 

 

 

 

Maka Bang Megonya tiada ia namai Tubai lagi. Melainkan dinamakan Migai. Ini sebagai peringatan bagi anak cucunya.

Kata Migai itu dimasukan dalam Bahasa melayu jadi Merigi. Jadi Merigi ini adalah pecahan turunan dari Bang Mego Tubai di Lebong.(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://radarbengkulu.disway.id / menyingkap tambo suku rejang di provinsi bengkulu (17)