Pemakaman Protap Covid Menarik Perhatian Warga Mukomuko

Pemakaman Protap Covid  Menarik Perhatian Warga Mukomuko

RBO >>> MUKOMUKO >>>  Warga Kecamatan XIV Koto, khususnya Desa Lubuk Sanai III pada Minggu pagi (21/6) sempat heboh. Penyebabnya, di tempat pemakaman setempat dilakukan prosesi pemakaman dengan protap Covid-19.

Data terhimpun, petugas medis dibantu aparat Kepolisian melakukan pemakaman warga Desa Lubuk Sanai III berinisial SU (70) dengan protap Covid-19. Pemakaman dengan protokol kesehatan tersebut merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Mukomuko selama Pandemi Covid-19.

Ketika dihubungi Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, SKM kemarin, ia membenarkan ada pemakaman dengan protap covid di Desa Lubuk Sanai III. Namun bukan berarti almarhum SU positif tertular Covid-19.

Dijelaskan Bustam yang juga Sekretaris Dinkes Mukomuko, dilakukannya pemakaman dengan protap covid-19, lantaran almarhum warga Lubuk Sanai III itu berstatus pasien dengan pengawasan atau PDP. Secara aturan, PDP mesti dimakamkan dengan protap Covid-19 sebagai antisipasi penularan virus asal Wuhan Cina ini.

"Bukan berarti almarhum positif. Tidak. Beliau tidak positif. Tapi karena statusnya PDP, pemakamannya dilakukan dengan protap covid-19. Ini juga sudah mendapat persetujuan pihak keluarga," jelas Bustam.

Camat XIV Koto, Suyitno, SH ketika dikonfirmasi juga menjelaskan hal serupa. Katanya, almarhum SU meninggal bukan lantaran positif Covid-19. Namun SU meninggal akibat kecelakaan beberapa waktu lalu. Sebelum meninggal, SU memang berstatus PDP, lantaran sempat menjalani operasi di rumah sakit di Kota Bengkulu. Dimana pada saat SU operasi, kasus positif dari kluster petugas kesehatan cukup tinggi.

"Protapnya memang begitu. PDP sebaiknya dimakamkan dengan protap covid. Tujuannya baik, sebagai pencegahan. Ini juga atas persetujuan keluarga," ujarnya.

Ia berharap, masyarakat tidak merespon berlebihan peristiwa ini. Ia memastikan hasil pengecekan yang dilakukan oleh petugas kesehatan menunjukan almarhum negatif virus Corona.

"Saya sangat berharap kepada seluruh masyarakat supaya tidak salah tafsir. Mbah SU meninggal karena kecelakaan. Bukan karena mengindap atau positif virus Corona. Protap ini dijalankan hanya untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan. Karena, sebelum almarhumah meninggal dunia, pernah di bawa ke RSUD Bengkulu untuk menjalani operasi akibat patah tulang kaki. Saya sangat berharap protap Covid yang dijalankan oleh petugas kesehatan dalam pemakaman mbah SU tidak dijadikan masalah oleh masyarakat. Dan yang lebih penting lagi, dengan upaya ini semuanya dapat dijauhkan dari ancaman virus Corona," demikian Camat mengimbau. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: