Klan Najamuddin Minta KPU Lebih Bijak

Klan Najamuddin Minta KPU Lebih Bijak

Roman Chavisa : Kami Upayakan Pendukung Tetap Kondusif

RBO, BENGKULU – Terkait adanya kabar yang mengatakan bakal ada aksi massa dalam jumlah besar yang akan mendatangi sekretariat KPU Provinsi Bengkulu pada Hari Rabu tanggal 22 September tahun 2020 ini, Ketua Klan Najamuddin Tuan Muda Roman Chavisa SH membenarkan kabar tersebut. Menurutnya, hal ini sudah mulai bergejolak sejak beberapa minggu terakhir setelah pendaftaran Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur di KPU.

“Jadi saya ceritakan sedikit. Lebih dari satu minggu lalu, ada berita di beberapa media yang menyatakan tentang Agusrin gagal maju. Kemudian, ada tanda tanya diujung judul berita tersebut. Yang jadi persoalan itu, massa para pendukung atau loyalis Pak Agusrin dari desa ini, dimana mereka membaca koran tidak mengerti bahasa media tersebut. Setahu mereka ada yang mengatakan Agusrin gagal maju. Setelah itu hampir setiap hari, silih berganti orang datang darimana mana, baik kerumah saya maupun ke posko kita di Mahakam. Mereka menanyakan apakah benar Pak Agusrin itu gagal maju? Kemudian setelah itu minggu lalu, muncul lagi berita disalah satu media cetak yang berasal dari statemen salah seorang komisioner KPU provinsi terkait pencalonan Agusrin. Hal ini semakin membuat pendukung resah hingga akhirnya, ada beberapa orang kita yang langsung mendatangi KPU guna mempertanyakan statemen tersebut. Dari kejadian itu, kami minta agar pihak penyelenggara pemilu bisa lebih bijak saat mengeluarkan statemen. Jangan sampai menjadi pemicu kemarahan pendukung. Dan kami disini sebisa mungkin akan menenangkan para pendukung semampu kami,” ungkap Roman Chavisa saat ditemui radarbengkuluonline.com, kemarin (20/9).

Dijelaskan Roman, para loyalis pendukung Agusrin ini, asalnya dari mana-mana. Bahkan hampir dari seluruh pelosok desa. Mulai dari buruh, petani dan nelayan. Banyak simpatisan yang datang kepada mereka. Kemudian mengatakan ingin langsung datang ke KPU, sebab mereka mendengar ada isu KPU akan mencoret Agusrin dari pencalonan. “Kita minta KPU jangan sampai blunder saat mengeluarkan statemen. Kita dukung KPU melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai dengan aturan serta regulasi yang berlaku. Untuk menyatakan Agusrin itu TMS atau MS, nanti ada jadwal tahapan saat penetepan calon. Jangan komisioner KPU menyampaikan statemen yang seolah-olah ada titipan agar Agusrin batal maju menjadi calon. Sebab simpatisan pendukung Agusrin ini mereka menaruh harapan kepada Agusrin untuk kembali memimpin Bengkulu dengan berbagai inovasi dan terobosannya. Sama seperti saat Agusrin menjadi Gubernur Bengkulu dulu, dengan program-program yang pro rakyatnya, pemberian bibit untuk petani, bantuan handtracktor. Masyarakat masih sangat mengingat hal itu, meskipun sudah beberapa tahun lalu dilaksanakan. Nah, mereka ini yang ingin Agusrin kembali,” jelasnya.

Kemudian untuk aksi tanggal 22 September, Roman membeberkan pihaknya sudah menyampaikan surat pemberitahuan kepada pihak-pihak terkait, mulai dari aparat kepolisian, lalu Korem, Bawaslu, ke KemenkumHAM terkait aksi tersebut. “Kalau saat penjemputan ketika pendaftaran Agusrin-Imron di KPU kemarin sebenarnya massa yang kami siapkan hanya sekitar 500 an orang. Tapi ketika mengetahui Agusrin pulang, ternyata lebih dari 15 ribu massa yang datang menyambut dan mengantarkan beliau ke KPU. Dan untuk aksi tanggal 22 September ini, kami tidak pernah mengkoordinir massa, tapi kami hanya memfasilitasi. Sebab kita tidak ingin hal-hal yang tidak diinginkan terjadi oleh massa pendukung yang menginginkan agar Pak Agusrin kembali maju dalam Pilgub kali ini. Jumlah massanya kami prediksikan, minimal paling sedikit 20 ribu massa yang terdiri dari berbagai kelompok masyarakat dari seluruh penjuru daerah di Provinsi Bengkulu. Kami akan berupaya menjaga massa untuk tetap kondusif. Tapi sekali lagi harapan kita pihak penyelenggara pemilu para komisioner hendaknya dapat lebih bijak dalam mengeluarkan statemen,” pungkas Roman. (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: