Stok Aman, Konsumsi BBM Naik

Stok Aman, Konsumsi BBM Naik

RBO, BENGKULU - PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) II Sumbagsel, memastikan  stok dan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) aman di Provinsi Bengkulu.

Tercatat, konsumsi Bahan Bakar Non Subsidi jenis Gasoline (Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo) di Bengkulu pada bulan Agustus 2020 menyentuh angka 19.100 KL atau naik sebesar 4% dari konsumsi bulan Juli. Yaitu sebesar 18.300 KL. Sementara, untuk konsumsi Gasoil bulan Agustus sebesar 255 KL atau naik 1% dari konsumsi bulan Juli. Yaitu sebesar 253 KL.

Region Manager Communication Relation & CSR Sumbagsel, Dewi Sri Utami menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang mulai sadar menggunakan Bahan Bakar Berkualitas  untuk performa kendaraan yang optimal.

"Masyarakat sudah menyadari penggunaan BBM yang tepat dan sesuai dengan spesifikasi mesin membuat proses pembakaran mesin sempurna yang tentunya berimbas pada kenyamanan saat berkendaraan, mesin terjaga dan hemat biaya perawatan," ungkap Dewi, kemarin (1/10). Sementara itu, penyaluran BBM Subsidi jenis Premium juga terus dilakukan mengikuti kebutuhan masyarakat. BBM jenis Premium, termasuk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP), dimana pendistribusiannya diatur sesuai dengan peraturan yang berlaku. "SPBU tidak melayani pembelian jerigen dan pengisian kendaraan melebihi batas kewajaran tanki kendaraan,"katanya. Untuk penjualan kepada kelompok nelayan dan petani dalam  diwajibkan membawa surat rekomendasi dari dinas terkait.

Dewi mengimbau kepada masyarakat untuk mengisi Bahan Bakar Minyak pada kendaraan dengan kondisi tangki BBM apa adanya alias standar, sebagaimana tangki kendaraan tersebut diproduksi oleh pabrikan. Karena modifikasi tangki BBM secara amatir, tidak memperhatikan standar baku keamanan penampungan BBM, sehingga berisiko memicu kebakaran yang disebabkan berbagai hal.

"Belajar dari insiden kebakaran kendaraan di lingkungan SPBU ataupun di jalan raya yang disebabkan oleh modifikasi tangki, biasanya dipicu oleh korsleting sistem kelistrikan kendaraan, atau bahan tangki modifikasi yang rentan percikan api,"jelasnya. Karena itu dalam pelaksanaan pendistribusian BBM bersubsidi, dibutuhkan pengawasan bersama dengan berbagai pihak. Terutama aparat yang berwenang untuk mencegah maraknya kecurangan seperti pengisian BBM oleh para pengecer yang menggunakan kendaraan dengan tanki yang dimodifikasi dan jerigen.

Saat ini, Pertamina mendorong seluruh SPBU untuk melakukan digitalisasi sebagai upaya mengendalikan dan pencegahan serta penanggulangan terjadinya penyelewengan BBM Bersubsidi.(idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: