Pungut Hitung Pilkada Bengkulu 86,2 Persen Rawan
Fatimah Siregar : IKP Sangat Tinggi RBO >>> BENGKULU >>> Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bengkulu merilis Indek Kerawanan Pemilihan (IKP) pungut hitung Pilkada serentak 9 Desember 2020 di masa pandemi di Provinsi Bengkulu, dinilai sangat tinggi. IKP yang sangat tinggi di lihat dari penyelenggara, dan peserta pemilihan serta kondisi daerah, berada di angka 83 lebih atau di level 6. Sedangkan secara umum untuk 9 provinsi, Bengkulu berada di level 5 dengan angkanya 74,86 persen. Pernyataan itu diungkapkan Komisioner Bawaslu Provinsi Bengkulu Devisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga, Fatimah Siregar, dalam keterangan persnya. “Untuk IKP berdasarkan dimensi sosial politik, Bengkulu berada di peringkat ke 5 dibandingkan provinsi lain. Atau angkanya 86,2 persen,” ungkapnya kepada radarbengkuluonline.com , Senin, (7/12). Selain itu, untuk dimensi keamanan, Bengkulu berada di angka 63,31 persen atau kerawanan sedang. Dan otoritas penyelenggara pemilu, diangka 76,66 persen atau sedang, tapi cendrung tinggi 76,66 persen. Lalu dilihat dari penyelenggara negara, berada sedang, tapi cendrung rendah. Yaitu angkanya 57,82 persen, dan kerawanan yang sangat tinggi pada relasi kuasa di tingkat lokal, dengan angka 78,16 persen. “Dilihat dari pemilu yang bebas dan adil, Bengkulu dengan indikator tentang hak pilih berada dikerawanan tinggi diangka 78,05 persen. Sedangkan dari pelaksanaan kampanye, berada di angka sedang. Yaitu, 55,81 persen. Sementara pada pelaksanaan pemungutan suara diduga sangat tinggi. Yaitu diangka 72,73 persen,” ujarnya. Lebih lanjut di lihat dari ajudikasi atau keberatan pemilu, ia menyebutkan, untuk Bengkulu diduga akan banyak keberatan yang dilihat dari kejadian yang sudah ada. Hanya saja saat ini masih berada di angka 42,48 persen, dan pengawasan pemilu di angka 75,73 persen. Kemudian dilihat dari kontestasi sangat tinggi terhadap indikator hak politik di angka 100 persen. Sedangkan proses pencalonan yang sudah berlalu, kerawanan tinggi diangka 79,84 persen dan di masa kampanye, juga IKP-nya tinggi. Selanjutnya utuk partisipasi pemilih, IKP sangat tinggi atau diangka 100 persen. Lalu dari Parpol di angka 74,90 persen, dan partisipasi publik dalam pengawasan di angka 88,0 persen. Seterusnya untuk hak pilih, Bengkulu kerawanan tinggi berada diperingkat 8 dari 9 provinsi, dan penolakan pilkada karena covid 19, sangat rendah atau di angka 37,60 persen. “Jika dibandingkan IKP Bengkulu pada bulan Februari 72,08 persen. Dimasa pandemi secara umum pada Juni masih berada di level 6. Tapi cenderung turun di angka 69,79 persen, dan pada bulan September naik drastis di angka 74,21 persen serta November lalu diangka 74,85 persen,” terangnya. Sementara terkait dugaan politik uang, ditambahkan, Bengkulu berada di kerawanan tinggi. Yaitu 70,60 persen, dan indikator jaringan internet kerawanannya 100 persen. “Peningkatan jumlah daerah rawan ini, disebabkan kondisi pandemi yang tidak turun, dan pemutakhiran data pemilih yang belum selesai. Solusinya, kita akan terus meningkatkan koordinasi dengan pihak penyelenggara, agar warga yang belum terdaftar bisa menggunakan hak pilih dengan baik. Termasuk juga selalu menerapkan protokol kesehatan pada masa pemungutan dan penghitungan suara nanti,” demikian Fatimah.(idn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: