Tenaga Kesehatan Bengkulu Ancam Mogok Layani Pasien Covid-19

Tenaga Kesehatan  Bengkulu Ancam Mogok Layani Pasien Covid-19

Tunggu Satu Bulan, Dewan  Janji Siap Demo Bareng Nakes

RBO >>>  BENGKULU >>>  Anggota dewan Provinsi Bengkulu berjanji siap ikut aksi para perawat dari RSMY jika dalam tempo satu bulan kedepan, insentif mereka tidak juga dicairkan. “Tadi saya langsung menghubungi Ibu Noni, Kepala BPKAD Provinsi. Dan akan dialihkan dana sebesar Rp 3,7 Miliar yang ditransfer dari dana BOK untuk membayar insentif Nakes RSMY. Dan kita maklumi itu. Namun jika dalam satu bulan kedepan tidak juga dicairkan, maka saya siap bersama-sama Nakes untuk datang ramai-ramai ke BPKAD,” tegas Ketua Fraksi PDI Perjuangan Provinsi Bengkulu, Edwar Samsi S.Ip, MM saat hearing bersama puluhan Nakes RSMY yang menuntut pencairan dana tunjangan insentif perawat pasien Covid-19 di DPRD Provinsi Bengkulu, Selasa (19/1).

Selain Edwar, Ketua Fraksi PKB Provinsi Bengkulu yang juga anggota Komisi IV DPRD Provinsi H. Zainal S.Sos, M.Si juga menanggapi keluhan para Nakes RSMY itu. Meskipun sudah ada jawaban dari Kepala BPPKAD Provinsi melalui telepon kepada Edwar Samsi, namun untuk kepastian kapan bisa dilakukan pencairan, maka pada hari Senin nanti akan dilakukan pemanggilan terhadap pihak-pihak terkait.

“Hari Senin nanti kita hadirkan dari pihak RSMY. Lalu Dinas Kesehatan Provinsi dan BPPKAD, serta Sekda untuk menjelaskan persoalan insentif ini agar jelas. Kemudian dari perwakilan Nakes kami harapkan untuk bisa ikut hadir dalam pertemuan itu nanti. Kemudian harapan kita kedepan persoalan ini bisa segera diselesaikan dan jangan sampai para Nakes yang sedang terbawa emosi ini tidak mau lagi merawat pasien Covid-19 di RSMY. Saya yakin para Nakes itu hanya emosi sesaat. Sebab, mereka tentulah para perawat tim medis yang sangat kita harapkan untuk memberikan layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat kita,” tegas Zainal.

Sebelumnya diketahui ratusan tenaga kesehatan (Nakes) yang menjadi perawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Muhammad Yunus (RSMY) mengaku belum mendapatkan insentif sejak Juni 2020 hingga Januari 2021. Nakes bidang keperawatan, Rica Martini mengatakan, dirinya dipekerjakan dari jasa kementerian kesehatan dan merupakan pegawai tetap di RSMY.

"Kami sampaikan aspirasi ke dewan untuk menindaklanjuti keluhan kami. Ada lebih dari 200 orang belum menerima honor, sedang kami terus bekerja," cecar Rica saat menyampaikan keluhan mereka dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, Selasa (19/1).

Rica mengaku, meskipun sebagian besar Nakes berada pada pelayanan umum tidak menutup kemungkinan mereka ditugaskan dalam instalasi penanganan Covid-19. Apalagi saat ini RSMY tengah kekurangan Nakes. “Kami sudah betul-betul lelah. Ditambah lagi risiko kami menjadi perawat pasien Covid-19, bahkan kemarin ada beberapa petugas Nakes yang terpapar serta ada yang satu keluarga perawat akhirnya ikut terpapar Covid, namun insentif kami tidak juga dicairkan,” terang Rica.

Koordinator Lapangan, Saleh menambahkan, insentif yang dijanjikan pihak manajemen RSMY sebesar Rp 7,5 juta pada perawat. Kemudian dalam menjalankan tugas, kata Saleh sebanyak 20 hingga 25 orang setiap tim selama 15 hari kerja sejak Juni 2020.

“Kedepan, bukannya kami mengancam, jika tidak juga dicairkan insentif itu, maka kami tidak akan lagi masuk ke ruangan pasien Covid-19 itu,” kata Saleh. (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: