Industri Musik Diharapkan Bangkit

Industri Musik Diharapkan Bangkit

  RBO >>>  BENGKULU >>>  Saat pemerintah melarang kegiatan yang mengumpulkan banyak orang karena pandemi covid-19, industri musik tanah air sempat tersungkur karena kehilangan potensi pendapatan dalam jumlah besar hingga triliunan rupiah sepanjang 2020 hingga saat ini. Selaras dengan momen peringnatan  Hari Musik Nasional 2021 tersebut , Senator Muda Indonesia asal Provinsi Bengkulu, Hj Riri Damayanti John Latief S.Psi, MM menyatakan harapan sekaligus doa agar tahun ini dunia musik Indonesia dapat kembali bangkit dengan inovasi dan teknologi yang terus berkembang. "Semoga musisi tanah air dapat membuat karya-karya yang baik dan bermanfaat, disukai dan dicintai oleh masyarakat karena memberikan manfaat yang positif dan pengaruh yang mencerahkan kepada semua kalangan," kata Hj Riri Damayanti John Latief kepada radarbengkuluonline.com Selasa (9/3). Alumni Psikologi Universitas Indonesia ini menyadari bahwa musik tidak sekadar menjadi salah satu penghias kehidupan manusia. Namun juga memiliki banyak manfaat psikis. Seperti mengurangi stres, rasa jenuh, meningkatkan daya nalar, meredam rasa sakit dan manfaat-manfaat lainnya. "Musik bisa mempengaruhi mental bangsa. Coba perhatikan. Jiwa kebangsaan bisa bangkit pas lagu Indonesia Raya dinyayikan bersama-sama. Tapi kalau musik yang marak di tengah-tengah masyarakat musik yang tidak bermoral, cabul, berbau porno dan seronok, ini bahaya. Bisa meracuni otak dan jiwa generasi," ungkap Riri. Riri menaruh optimisme seiring dengan kembalinya gairah dunia musik tanah air di era new normal, pemerintah, musisi dan masyarakat dapat mendayagunakan musik untuk menyempurnakan budaya Indonesia menuju negara yang kuat dan hebat. "Jadi, tanpa harus kehilangan semangat menghibur, musik-musik yang ada dapat memberikan nutrisi untuk jiwa dan mental bangsa, sehingga setiap orang yang mendengarkannya dapat menghidupkan nilai-nilai Pancasila dan agama dalam diri generasi. Didengar asik, tapi mendidik," pungkas Riri . Hari Musik Nasional ditetapkan 9 Maret sebagai penghargaan atas Wage Rudolf Supratman sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagaimana yang diusulkan oleh Persatuan Artis, Pencipta dan Rekaman Musik Indonesia (PAPRI). Supratman lahir di Purworejo, Jawa Tengah. Lahir dari seorang ayah yang berprofesi sebagai seorang sersan KNIL atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda dan telah menjadi yatim sejak kecil, kemudian dibesarkan oleh kakaknya dalam suasana lingkungan terpelajar. Profesi sebagai pengacara mendorong Supratman mengenal ide-ide dan tokoh-tokoh pergerakan seperti Mohamad Yamin, Soegondo Djojopoespito, dan Mohammad Tabrani. Menurut Alwi Shahab, Supratman terpanggil menciptakan lagu “Indonesia Raya” setelah suatu hari, secara kebetulan membaca artikel berjudul ‘Manakah Komponis Indonesia yang Bisa Menciptakan Lagu Kebangsaan Indonesia yang Dapat Membangkitkan Semangat Rakyat’ dalam majalah Timboel terbitan Solo.” Dengan lagu ciptaannya ini, WR Soepratman ikut membangkitkan gairah pergerakan kemerdekaan sehingga ia harus beberapa kali berurusan dengan dinas intelijen Belanda (PID). Tak hanya lagu itu, WR Soepratman juga menggubah lagu-lagu nasional seperti Dari Barat Sampai ke Timur, Bendera Kita, Bangunlah Hai Kawan, Ibu Kita Kartini, Indonesia Hai Ibuku, Matahari Terbit, dan Di Timur Matahari. Allah subhanahu wata'ala memanggil WR Soepratman pada tanggal 17 Agustus 1938 sebelum ia sempat menyadari bahwa salah satu lagunya, Indonesia Raya, dijadikan sebagai lagu kebangsaan. (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: