Penghapusan BBM Bersubsidi Bisa Menambah Beban Masyarakat

Penghapusan BBM Bersubsidi Bisa Menambah Beban Masyarakat

Riri Damayanti : Premium di Bengkulu Memang Sudah Sulit Didapat RBO >>>  BENGKULU >>>  Pemerintah telah menyiapkan rencana menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium yang mendapatkan subsidi secara bertahap dengan mengurangi pasokannya di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan diganti dengan BBM Pertalite. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Hj. Riri Damayanti John Latief S.Psi, MM berharap pemerintah dapat memperkuat kedaulatan energi sebelum benar-benar menghapus BBM jenis Premium di tengah kondisi pandemi covid-19 masih menghambat pertumbuhan ekonomi. "Dua tahun terakhir adalah hari-hari terberat bagi masyarakat yang pendapatannya menurun sejak pandemi covid-19. Kalau BBM bersubsidi dihapus total, pasti akan semakin menambah beban masyarakat. Karena BBM ini vital, sektor lain pasti ikut terpukul," ungkap Riri, Senin (7/6). Riri menjelaskan, di Bengkulu penggunaan Premium sebenarnya sudah mulai berkurang. Karena, tidak tersedia di SPBU dan mulai meningkatnya kesadaran masyarakat tentang efek buruk penggunaan Premium untuk lingkungan dan kendaraannya sendiri. "Tapi tetap harus disadari bahwa di tengah-tengah masyarakat masih banyak yang membutuhkan subsidi untuk bangkit secara ekonomi. Solusi terbaik untuk menyelamatkan lingkungan bukan dengan menekan masyarakat, tapi dengan memperbaiki kinerja tata kelola energi nasional agar bisa berdaulat dan memberikan banyak pendapatan untuk negara," ujarnya. Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menekankan, pemerintah dapat dikatakan berhasil melakukan tata kelola energi ketika mampu memproduksi bahan bakar yang ramah lingkungan dan hasilnya dapat dipakai untuk menopang pembangunan ekonomi. "Masyarakat sekarang membutuhkan BBM yang berkualitas dan ramah lingkungan tapi dengan harga yang terjangkau untuk mengembangkan ekonominya. Kalau BBM terjangkau, biaya transportasi murah dan dampaknya harga barang-barang yang diangkut dengan transportasi jadi turun. In sya Allah dengan cara ini Indonesia akan kuat menghadapi pandemi," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan pasokan BBM Premium dikurangi di wilayah Jamali dan diganti dengan BBM Pertalite karena BBM beroktan 88 ini menyebabkan emisi yang merusak lingkungan. Sebelumnya, Arifin mengatakan, pemerintah akan lebih fokus untuk penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan. Pada 2022, pemerintah diketahui hanya akan memberikan subsidi untuk BBM jenis solar dan minyak tanah. (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: