2.688 Mahasiswa Unib KKN Offline dan Online
RBO >>> BENGKULU >>> Pusat Pelaksanaan dan Pengembangan Kuliah Kerja Nyata (P3KKN) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bengkulu (Unib), menggelar acara pelepasan mahasiswa yang akan melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode ke-94, bertempat di ruang rapat tiga Gedung Rektorat Unib, Kamis pagi (1/7/2021),
Acara ini digelar secara hybrid, penggabungan sistem daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) atau tatap muka langsung oleh beberapa mahasiswa perwakilan fakultas selingkung Unib. Mahasiswa yang mengikuti secara daring, selain menggunakan aplikasi Zoom Meeting juga dapat menyaksikan acara via channel You Tube P3KKN Unib.
Pelepasan mahasiswa KKN periode 94 dilakukan Rektor Unib, Prof. Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc didampingi Wakil Rektor 2 Bidang Sumber Daya, Dr. Sigit Sudjatmiko, Ketua LPPM Unib, Dr. Ir. Hery Suhartoyo, M.Sc, Sekretaris (Bidang Pengabdian) LPPM Unib, Ir. Basuki Sigit Priyono, M.Sc, Ketua P3KKN Andy Makhrian, S.Sos, M.Sc dan Koordinator Bidang Pengembangan P3KKN Unib, M. Khairul Amri Rosa, ST, MT. Tampak hadir juga Kepala Biro USD Ir. Akhmad Nezar dan Ketua Biro PPK Unib, Ir. Titin Rahmawati, M.Si serta Koordinator pada Bagian Tata Usaha LPPM Unib, Gema Pratiwi, SE. Pelepasan ditandai dengan pemakaian atribut topi KKN secara simbolis kepada perwakilan mahasiswa peserta KKN dari delapan fakultas selingkung Unib.
Dalam laporannya, Ketua P3KKN Unib, Andy Makhrian, S.Sos, M.Sc menjelaskan, KKN periode 94 dilaksanakan mulai 1 Juli sampai 16 Agustus 2021. KKN kali ini menerapkan model blended pertama yang dilakukan di Unib, dimana pelaksanaannya secara reguler dan mandiri. “KKN reguler merupakan KKN yang dilaksanakan offline di wilayah yang sudah ditentukan oleh Unib dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19, sedangkan KKN mandiri berbasiskan di kediaman masing-masing secara online,” kata Andy Makhrian seraya mengatakan bahwa tema KKN periode 94 ini adalah “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19.”
Total peserta KKN periode 94 sebanyak 2.688 orang, dengan rincian dari Fakultas Pertanian (FP) 320 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) 460 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) 365 orang, Fakultas Hukum (FH) 259 orang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 739 orang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 254 orang, Fakultas Teknik (FT) 259 orang, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) 32 orang.
Dari 2.688 orang itu, sebanyak 694 orang melaksanakan KKN reguler (offline) dan 1.994 orang KKN Mandiri berbasis kediaman masing-masing (online). KKN reguler ditempatkan di 74 desa/kelurahan yang tersebar di empat kabupaten/kota, yaitu Bengkulu Tengah, Rejang Lebong dan Lebong serta Kota Bengkulu.
Di Kabupaten Bengkulu Tengah ada dua kelompok yang ditempatkan di satu desa dalam Kecamatan Taba Penanjung dan satu desa di Kecamatan Merigi Sakti. Di Kabupaten Rejang Lebong, KKN Unib ditempat di 16 desa dalam Kecamatan Selupu Rejang, 12 desa dalam Kecamatan Bermani Ulu, dan 10 desa dalam Kecamatan Bermani Ulu Raya.
Berikutnya, untuk Kabupaten Lebong, KKN Unib ada di 7 desa dalam Kecamatan Uram Jaya, 11 desa dalam Kecamatan Lebong Tengah dan 9 desa dalam Kecamatan Lebong Sakti.
Sedangkan di Kota Bengkulu, ada di 7 kelurahan dalam Kecamatan Muara Bangkahulu. Selain KKN model blended, reguler dan mandiri tersebut, tahun ini P3KKN Unib juga mengirimkan 10 mahasiswa untuk melaksanakan KKN Kebangsaan dan KKN Bersama di Provinsi Jambi yang akan dilaksanakan mulai pertengahan Juli 2021.
“Kita juga menyertakan konversi KKN dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan kegiatan Kampus Mengajar yang dilaksanakan 146 mahasiswa,” paparnya seraya menambahkan jumlah Dosen Pembimbing Lapangan yang dilibatkan pada KKN periode 94 ini sebanyak 129 DPL berasal dari seluruh fakultas.
Sementara itu, Rektor Unib, Prof. Ridwan Nurazi dalam sambutannya mengatakan, program KKN adalah bagian kegiatan pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Dengan kegiatan ini, mahasiswa dapat bersosialisasi dengan masyarakat dan melihat apa yang bisa didharmabaktikan untuk kemajuan masyarakat melalui program KKN yang dilakukan.
Namun karena masih dalam suasana Pandemi Covid-19, terpaksa menerapkan KKN model blended yang artinya tidak semua peserta KKN bisa berinteraksi secara langsung dengan masyarakat. “Tapi tidak apa, karena sistem ini masing-masing ada keunggulannya. Tinggal mahasiswa itu sendiri harus cermat memilih program yang akan dilakukan, meskipun secara online dari kediaman masing-masing,” ujarnya.
Dalam suasana Pandemi Covid-19 ini, kata Rektor, diharapkan peserta KKN Unib turut serta memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang bagaimana pencegahan penularan Covid-19 dan memberikan penjelasan-penjelasan yang benar tentang wabah virus ini. Jangan justru memberikan penjelasan yang membuat masyarakat bingung.
“Saya harapkan juga, para mahasiswa memiliki pandangan yang sama tentang Covid-19. Lalu sampaikanlah kepada masyarakat bahwa untuk mencegah penyebaran penularan virus ini, kita harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat yang sudah dibuat oleh pemerintah, kapan pun dan dimanapun berada. Kemudian mahasiswa sebagai agent of change, diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk berbenah menjadi lebih baik di berbagai sektor sesuai kondisi yang ada di tengah masyarakat. Seperti bagaimana memotivasi masyarakat agar menciptakan suasana lingkungan bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan lain sebagainya," tutupnya. (ach)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: